Jika kita bisa memilih dilahirnya oleh siapa kita pasti memilih menjadi seorang yg sukses
Tp kita tidak bisa menentukannya,. Kita hanya bsa melakukan sesuatu dengan usahanya.
Dan capailah impianmu, lakukan hal dengan sungguh" dan memperhatikan,agar ilmunya bermanfaat
Clever is Happy.. membuat sesuatu bukan hanya untuk nilai, tetapi untuk mendapat ilmunya. Kamu pintar maka kamu akan bahagia, karena dunia serasa di genggamanmu, pintar itu bukan sebuah keberuntungan, bukan sebuah ambisi tetapi sesuatu yang bisa membuatmu happy, membuat kamu tau siapa kamu, dimana dan bagaimana kehidupan ini.. "Synta.MS"
Senin, 29 Mei 2017
Kumpulan Tugas Akhir Pengantar Ilmu Komunikasi
A. TUGAS 1
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
“Mengapa Kita Berkomunikasi &Fungsi-fungsi Komunikasi”
Banyak sekali pertanyaan mengapa kita berkomunikasi, nah dari pertanyaan tersebut banyak pakar dan ilmuan menganilisisnya. Apabila dilihat dari perspektif agama, secara gampang kita menjawabnya bahwa Tuhanlah yang mengajari kita berkomunikasi, dengan akal dan kemampuan yang di anugerahkan kepada kita. Dalam Al-Qur’an dijelaskan, : “Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manuasia, yang mengajarinya pandau berbicara.” (Ar-Rahman: 1-4).
Alasan berkomunikasi bila dilihat dari yang telah diamati oleh para pakar dan ahli, mereka telah mengungkapkan fungsi yang berbeda-beda, dan terkadang ada kesamaan yang memang tujuannya dan maksudnya adalah sama. Berikut beberapa pendapat para pakar tentang alasan berkomunikasi ;
1. Thomas M. Scheidel
Kita berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain agar sesuai dengan yang kita inginkan. Namun tujuan dasarnya adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.
2. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson
Mengemukakan bahwa komunikasi itu ada 2 fungsi, fungsi pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Fungsi yang kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan kebedaraan suatu masyarakat.
Selanjutnya kita akan membahas empat fungsi koumunikasi berdasarkan kerangka yang telah dikemukakan oleh William I. Gorden.
A. FUNGSI KOMUNIKASI SOSIAL
Fungsi ini mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, utnuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Implisit dalam fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi kultural. Para ilmuan mengakui bahwa komunikasi dan budaya itu memiliki hubungan timbal balik, seperti dua sisi dari mata uang. Seperti kata Edward T. Hall bahwa “budaya adalah komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya”. Alfred Korzybski menyatakan bahwa kemampuan manusia berkomunikasi menjadikan mereka “pengikat waktu” time-blinder, yang merujuk pada kemampuan manusia dalam mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi dan dari budaya ke budaya.
Dalam komunikasi sosial ada pula pembentukan konsep-diri. Pembentukan konsep-diri hampir seperti modeling. Dan hal ini berada pada tahapan balita yang mulai tumbuh dan mampu meniru perilaku si modelnya. Dan akan meyakini apa yang dikatakan si modelnya. Seperti seorang akan sebenarnya penurut tetapi karena orang tuanya selalu memarahinya hanya karena dia sekali saja tidak menurut, dan mengatakan bahwa anak tersebut nakal dan ngeyel maka secara tidak sadar anak tersebut meresa bahwa dirinya ngeyel yang akan berakibat pada tingkah lakunya hingga dewasa.
Hal tersebutlah yang sering disebut “nubuat yang dipenuhi sendiri” (self-fulfilling prophecy), yakni ramalan yang jadi kenyataan karena secara tidak sadar atau sadar, kita atau anak tersebut percaya bahwa ramalan itu akan menjadi kenyataan. Apa yang mereka ucapakan adalah benar. Dalam proses menuju dewasa kita selalu menerima dari orang-orang yang ada disekeliling kita, tentang siapa diri kita dan bagaimana kita menurut padangan mereka yang akan membentuk kita menjadi apa yang mereka sebutkan. Karena sejatinya anak itu seperti tanah liat yang mudah sekali dibentuk dan dirubah-rubah.
Setelah konsep-diri berlanjut pada pernyataan eksistensi-diri. Berkomunikasi untuk menunjukan seberapa eksis dia dan sering disebut dengan Aktualisasi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi-diri akan terealisasikan dalam sebuah rapat, sidang atau dalam kelas yangn sedang berdiskusi. Dan yang terkahir adalah untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan. Melalui komunikasi dengan orang lain maka kebutuhan emosional kita akan tercukupi. Saat kita berada di kelompok orang yang memiliki banyak kasih sayang, maka kita akan cenderung lemah lembu, perhatian baik dan tidak pemarah. Tetapi jika kita berada dalam lingkungan yang sebaliknya maka kita akan jadi lebih agresif, atau malah pendiam.
Kurangnya berkomunikasi dengan orang lain, menimbulkan kurangnya hubangan baik dengan orang lain dan akan membuat kita mejadi stress karena tidak bisa berbagi masalah yang sedang dihadapi. Sesuai dengan ucapan dari Nabi Muhammad SAW 14 abad yang lalu, “silaturahmi memperpanjang usia(dan memperluas rezeki).
Contoh pengalaman pribadi:
Dari kecil saya selalu mudah mendapatkan teman, mereka yang lebih dahulu mendekat karena dasarnya saya itu lebih suka sendiri. Dan berbagai keluh kesah dengan diri sendiri, saat awal mengenal saya memang orangnya lebih suka diam tetapi setelah kenal saya bisa menyesuaikan, walau terkadang tidak bisa mengontrol perasaan. Pengalaman saya saat masuk SMP dan SMK di awal pengenalan sekolah saya tidak suka mendekati orang terlebih dahulu tetapi mereka semua mendekat. Saat SMK saya mengamati orang dan mulai berbicara jika orang tersebut mengajak bicara.
Sekali saya mengenal mereka maka saya akan mengaktualisasikan diri, dari yang awalnya pendiam hanya dalam waktu 1 minggu saya sudah bisa berteman dengan banyak orang dan dapat dipercaya untuk mencalonkan diri menjadi ketua osis. Saya didukung oleh guru dan kakak tingkat serta teman-teman saya. Karena saat itu saya masih kelas 1 maka saya menjadi sekretaris I dan sudah bisa menjadi siswa yang dipercaya dan diandalakan semua guru.
Disini saya sadar, kalau lingkungan saya sejak kecil terutama disekolah saya selalu ditunjuk menjadi leader dan dianggap lebih mampu dari teman lain. Karena model yang saya tiru membawa saya menjadi seorang yang aktif, dan mencintai organisasi serta memiliki keinganan yang kuat. Dan dalam bersosialisasi saya dengan cepat berlajar.
B. FUNGSI KOMUNIKASI EKSPRESIF
Komunikasi ini menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita melalui peran-peran nonverbal.
Contoh pengalaman pribadi :
Saat bertengkar dengan sahabat saya, saya diam dan tak mau menyapanya. Dia merasa bersalah karena telah berbohong dan kebohongan itu ketahuan oleh saya. Maka pada malam harinya dia datang kerumah saya dengan membawa boneka, sambil mengatakan bahwa dia menyesali apa yang telah dia perbuat. Boneka itu sebagai tanda permohonan maaf darinya karena telah melukai perasaan saya. Dia tidak bisa berkata apa – apa saat memberikan boneka tersebut. Tapi setelah saya menerima boneka itu dia meminta maaf kepada saya.
C. FUNGSI KOMUNIKASI RITUAL
Komunikasi ritual ini dilakukan secara kolektif, dan juga persifat ekspresif (merasakan perasaan terdalam seseorang).
Contoh pengalaman pribadi :
Kemarin saat PKD dalam organisasi PMII tepatnya tanggal 15-19 September 2016. Kami akan di baikat sebagai ritual pengesahan bahwasannya kami sudah sah menjadi anggota dalam organisasi tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan akhir acara dan pada malam hari sekita jam 23.00 – 03.00 di dengan beberapa susunan acara, dan akhirnya dikumpulkan dilapangan dan di bacakan sebuah sumpah di akhiriri dengan tanda tangan dan mencium bendera merah putih serta bendera PMII.
D. FUNGSI KOMUNIKASI INSTRUMENTAL
Komunikasi instrumental adalah sebuah komunikasi yang bersifat membujuk (persuasif) dan berfungsi memberitahu atau menerangkan (to inform).
Contoh pengalaman pribadi :
Saya seringkali menjadi MC semenjak smp sampai sekarang juga saat saya kuliah, dan terakhir kali kemarin waktu kegiatan PMII saya menjadi MC pada malam hari tanggal 19 September jam 19.30 di pondok pesantren Al – Qodir. Saat menjadi MC itu berarti menyamoaikan susunan acara supaya para audience memahami acara pada malam itu. Dan mereka akan melaksanakan apa yang kami sampaikan seperti saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, hadirin di mohon berdiri, dan mereka pun mengikutinya dengan berdiri dan bernyanyi.
Kesimpulan;
Pada dasarnya ke-4 fungsi tersebut bersinambungan dan saling tumang tindih dalam melakukannya. Karena saat kita melakukan kegiatan komunikasi yang berfungsi sebagai komunikasi sosial kita juga telah melakukan komunikasi ekspresif, ketika kita tidak mau melakukan yang menjadi kebiasaan dalam keluarga karena tidak nyamanan kita, maka seringkali kita melakukan sesuatu untuk menyampaikan perasaan kita. Dan mungkin juga kita melakukan fungsi sosial instrumental ataupun ritul dengan berbarengan. Karena MC ataupun kegiatan seperti tiup lilin saat ulang tahun hampir sama karena kita juga menyampaikan pesan kita melalui sebuah tindakan dan ucapan.
B. TUGAS 2
KERAGAMAN DAN KONTROVERSI
DEFINISI KOMUNIKASI
Berbagai macam asumsi yang diutarakan setiap orang menimbulkan keragaman dan kontroversi. Bahwasannya komunikasi itu tidak dapat diartikan sebagai sat pengertian yang mutlak. Kita tidak dapat merujuk ada salah satu pengertian. Ada 3 dimensi dalam komunikasi menurut Fank Dance dan Carl Larson. Dimensi yang pertama adalah dimensi tingkat observasi (level of observation), menyatukan seseorang dengan orang lain yang berada di suatu tempat berbeda. Mereka berkomunikasi melalui media elektronik.
Dimensi yang kedua adalah kesengajaan (intentionality), yaitu komunikasi yang mencakup penerimaan dan pengiriman pesan secara sengaja. Menurut Gerald R. Miller “situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seseorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.”. Dimensi yang ketiga adalah penilaian normatif. Menurut John B. Hoben “komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan.” Suatu komunikasi dilakukan melalui pikiran yang di berikan agar orang lain mengikuti dan memahaminya.
Littlejhon mempertahankan 3 pandangan komunikasi. Yang pertama, komunikasi harus terbatas pada pesan yang sengaja di kirim dan diterima seseorang. Yang kedua, harus mencakup semua perilaku yang bermakna, di sengaja ataupun tidak. Yang ketiga, harus mencakup pesan – pesan yang dikirim secara sengaja, namun sengaja yang sulit ditentukan. Pada dasarnya komunikasi dalam hal ini adalah sebuah komunikasi yang dilakukan 2 orang atau lebih, dengan sengaja ataupun tidak. Komunikasi ini juga dapat dilakukan untuk komunikasi antarbudaya. Menerapkan asas perbedaan bukan persamaan, aktif maupun pasif. Komunikasi menyangkut perilaku manusia, belum tentu menjadi sebuah komunikasi karena hanya dilakukan oleh diri sendiri.
Komunikasi dengan diri sendiri (intrapribadi). Termasuk dalam konsep diri, sesuai dengan pedapat Tubbs dan Moss ataupun definisi Pace dan Faules bahwa, “komunikasi akan terjadi apabila ada orang lain yang mendengar dan merespon”. Komunikasi diri sendiri itu lebih ke konsep-diri dan intrapribadi. Tetapi komunikasi ini selalu dianggap bukan komunikasi karena pada dasarnya komunikasi itu bisa disebut komunikasi jika ada si pembicara dan pendengar, dan ada respon.
Kesimpulannya, bahwa komunikasi itu adalah hubungan timbal balik, antar orang yang berdekatan maupun yang berbeda tempat. Melalui media perantara ataupun dari mulut ke mulut, dan juga dari fisik. Secara sengaja maupun tidak sengaja, direspon secara aktif maupun pasif. Karena komunikasi tidak akan berlangsung apabila hanya dilakukan oleh diri sendiri.
C. TUGAS 3
National Communication Day
HMPS Ilmu Komunikasi mengadakan seminar yang bertema CRAZYVITY “kreatif tanpa batas”. Acara ini diadakan pada hari Rabu, 12 Oktober 2016 pada pukul 09.00 WIB dan bertempat di Interaktive Center. Acara ini dipandu Anisa dan Aryo mahasiswa Ikom angkatan 2014. Dengan tata acara dimulai dengan penampilan Biji Bungan Matahari membawakan 2 buah lagu. Dan selanjutnya berdoa mengawali acara.
Setelah itu sambutan-sambutan, sambutan yang pertama itu oleh Ketua HMPS Ilmu Komunikasi yaitu oleh Aditya Mahendrata. Yang mengatakan bahwa acara ini adalah kelanjutan acara yang ada waktu OPAK, COC (Class of Communication). COC bertujuan untuk memotivasi mahasiswa agar lebih memahami dan mengerti tentang Komunikasi.
Sambutan yang kedua oleh KaProdi Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Siantari Rihartono. Beliau menyampaikan bahwa mengikuti seminar itu bermanfaat, menambah nilai ijazah ada SKPI dan Transkip nilai. Mahasiswa Ilmu Komunikasi itu harus main stream dan ekstrim dalam berkreatif dan profesional sesuai jargon Ilmu Komunikasi “kreatif dan profesinonal”.
Dan sambutan yang terakhir oleh Wakil Dekan 3 yaitu oleh Ibu Sulis. Beliau menyampaikan bahwa spirit komunikasi , dan memahami bagaimana menyampaikan pendapat agar di dengar masyarakat. Maka kita harus ikut aktif dalam organisasi, even yang ada dan kegiatan ilmiah, workshop dan studi banding. Agar bisa lulus dengan editvalue/ nilai lebih.
Pemateri yang pertama Bapak Ramakertamukti beliau adalah dosen bagi mahasiswa semester 3 keatas. Bapak Rama membahas tentang Menghargai Diri. Beliau berkata bahwa Orang Kreatif itu adalah orang yang mencari dan membantu orang yang gagal. Create your own sunshine, orang kreatif tidak akan menyalahkan orang lain tentang kekurangan kita. Life ... Dance on the rain, kreatif bukan menunggu tapi, kita yang mencari dan membuktikan diri. If you always THINK, and never DO you’ll never accomplish.
Dan terakhir dalam materi Bapak Rama adalah Don’t Worry, jangan khawatir dan jangan takut, karena kita masih memiliki Allah. Kita pasti bisa berkreatif dan mengembangkan kreatifitas kita tersebut. Sekali gagal bukan berarti tidak bisa, tetapi itu adalah pelajaran, agar tidak gagal lagi. Kreatif itu adalah jangan menjadi follower, tetapi mengoptimalkan yang ada dalam diri kita dan nyaman dengan yang kita lakukan. Karena setiap orang itu pasti memiliki perbedaan dan kesamaan. Innal hayaata aqidatun wajihaadun “Bermimpilah! Maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.”
Setelah pemanteri yang pertama kegiatan ini diselingin Coffe Break, diisi oleh Biji Bunga Matahari. Setelah have fun kecil-kecilan langsung dilanjut pemateri yang kedua yaitu oleh Kak Krisnanda Satya alumni UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi. Kak Krisnanda lebih menceritakan tentang pengalaman dia bagaimana menemukan cintanya dan lulus dengan tepat waktu. Dia mencapai batasannya selama 1 tahun, dan setiap 2 bulan mendapatkan pengalaman yang bisa di banggakan. Kak Krisnanda lulus tepat waktu, dia juga sudah memiliki banyak teman dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Pesan kak Krisnanda yaitu lampaui batas yang kamu buat.
D. TUGAS 4
Tugas 4 ini dari semua kelas A, B, dan C tidak ada yang memiliki dan tau apa tugas yang Bapak berikan, maka saya melengkapinya dengan merangkum materi BAB 2. HAKIKAT, DEFINISI, DAN KONTEKS KOMUNIKASI, pada bagian :
TIGA KONSEPTUALISASI KOMUNIKASI
Seperti yang dikemukakan John R. Wenburg dan William W. Wilmot serta Kenneth K. Sereno dan juga Edward M. Bodaken, bahwa setidaknya ada 3 kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yaitu ;
1. Komunikasi sebagai tindakan satu-arah
Michael Burgoon menyebut komunikasi satu arah ini dengan “definisi berorientasi-sumber”. Komunikasi satu arah ini seperti komunikasi yang persuasif, dan untuk membangkitkan respon dari orang lain, dan komunikasi ini dianggap komunikasi disengaja (intentional act) untuk memenuhi kebutuhan si komunikator, seperti menjelaskan suatu kepada orang lain dan mengajak seseorang melakukan sesuatu sesuai yang komunikator kehendaki.
Disini saya ambil satu definisi dari para ahli, yaitu oleh Gerald R. Miller “komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.” Dari definisi tersebur dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi satu arah itu bersifat instrumental dan persuasif.
Dan satu definisi lagi yaitu dari Harold Laswell “(cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut), Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”. Berdasarkan definisi oleh Laswell tersebut dapat diturunkan 5 unsur yang saling bergantung.
1. Sumber atau juga disebut pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara atau organisator.
2. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasi oleh si sumber, sesuatu yang akan mereka sampaikan yang bertujuan mengajak, menjelaskan, dll.
3. Saluran atau media, yakni alat atau media yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya.
4. Penerima (receiver), penerima adalah orang yang akan menanggapi dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh sumber.
5. Unsur-unsur lain yang akan melengkapi, seperti umpan balik (feed back), gangguan/ kendala komunikasi (noise/barriers), dan konteks atau situasi komunikasi.
2. Komunikasi sebagai interaksi.
Interaksi dalam arti sempit adalah saling mempengaruhi (mutual influence). Komunikasi interaksi menyertakan komunikasi sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Komunikasi ini juga sedikit dipandang dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu-arah. Adanya hubungan timbal balik (feed back), karena pesannya ada yang merespon dan juga perilaku si penerima menjadi berbeda.
3. Komunikasi sebagai transaksi
Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Hingga derajat tertentu para pelakunya sadar akan kehadiran orang lain di dekatnya dan bahwa komunikasi sedang berlangsung, meskipun pelaku tidak dapat mengontrol sepenuhnya bagaimana orang lain menafsirkan perilaku verbal dan nonverbalnya.
Dalam komunikasi ini, komunikasi akan dianggap berlangsung bila seseorang menafsirkan perilaku kita. Definisi ahli oleh Karl Erik Rosengren : “Komunikasi adalah interaksi subjektif purposif melalui bahasa manusia yang berartikulasi ganda berdasarkan simbol-simbol.”
Demikian rangkuman tentang 3 konseptual yang saya gunakan untuk mengisi Tugas 4.
E. TUGAS 5
PERTANYAAN :
1. Berikan alasan kenapa Komunikasi itu harus dipelajari.
Komunikasi perlu dipelajari karena, sebenarnya manusia itu tidak dapat berkomunikasi apabila tidak ada yang melatih dan tidak ada yang bisa dicontoh. Karena komunikasi itu 2 arah ada stimulus dan respon maka itu disebut komunikasi. Jika kita tidak memiliki teman, atau memiliki lingkungan yang tidak perduli satu sama lain, maka komunikasi kita juga tidak akan lancar. Seperti yang pernah terjadi seorang anak dipasung dan dijauhkan dari kehidupan sosial dari kecil. Maka dia tidak akan bisa berkomunikasi sepert selayaknya. Dia hanya akan berteriak-teriak tanpa ada yang mengerti apa maksud dia. Karena dasarnya komunikasi itu memang seperti belajar sejak kita kecil, belajar kepada orang tua.
Kadang kita juga tumbuh dilingkungan orang-orang yang tidak bisa berkomunikasi dengan benar, maka kenapa sekolah di jurusan komunikasi juga diperlukan. Walau kadang banyak orang berkata, untuk apa sekolah di komunikasi toh kita selalu berkomunikasi, hanya mubadir uang. Padahal mereka tidak tahu bahwa diri mereka juga perlu belajar tentang komunikasi. Berkomunikasi yang baik dan benar itu sanglah sulit, dapat memahami dan supaya tidak salah pemahaman dan pengucapatan itu juga sulit. Ilmu komunikasi mempelajari bagaimana kita berbicara di depan semua orang dan dapat menjadi pembicara yang bisa menarik dan tidak membuat orang tersebut salah paham. Pembelajaran dari awal tentang apa itu komunikasi, fungsi-fungsi komunikasi, prinsip, prespektif dan masih banyak lagi semua hal itu sangatlah diperlukan bagi mahasiswa bukan hanya di komunikasi, tapi keseluruhannya termasuk masyarakat. Dan sangat pending bagi mahasiswa yang ingin menjadi seorang public relation.
Mengingat beberapa hal yang disampaikan Bapak Fajar, bahwa jadilah pendengar yang baik maka kamu akan menjadi pembicara yang baik pula. Dan bersikap diamlah jika kamu tidak memahami permasalahan dan tidak bisa menghentikan masalah. Karena jika kamu berbicara maka keadaan akan menjadi lebih parah lagi. Dari diri saya pribadi, mempelajari ilmu komunikasi karena saya sendiri adalah orang yang suka berorganisasi, menjadi mahasiswa komunikasi adalah pilihan pertama, saya juga terkadang lebih suka diam dan kurang bisa mengerti orang lain. Setelah belajar komunikasi saya menjadi lebih paham, kenapa orang itu bersikap buruk atau baik terhadap saya, semuanya itu dikarenakan bahagimana kita berkomunikasi.
Menjadi seorang yang bener dan tidak ada kecacatan itu hal yang mustahil. Tetapi menjadi lebih baik setiap saat bukanlah hal yang salah. Semua pembelajaran sangatlah penting, maka jangan pernah merendahkan sebuah pendidikan. Ilmu komunikasi, bukan hal yang mudah kita pelajari, tetapi hal yang menarik untuk dipelajari.
F. TUGAS 6
Prinsip 12 :
Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah
Sebuah masalah bukan hanya dari tindakan tapi bisa juga dari komunikasi verbal. Yang mana terkadang tidak akan mudah mengatasinya hanya dengan komunikasi saja, suatu masalah yang timbul juga harus di selesaikan dengan suatu tindakan. Karena komunikasi itu bukanlah Panasea atau obat mujarab untuk mengatasi sebuah masalah. Jangan hanya memahami bahwa segala sesuatu bisa diselesaikan dengan komunikasi saja, karena konflik atau persoalan mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Agar komunikasi menjadi efektif, kendala struktural ini juga harus diatasi. Mengatasinya pula harus dengan suatu tindakan dan komunikasi yang dapat diterima.
Contoh :
Dalam sebuah organisasi pasti kita menjumpai hal – hal seperti ini saat akan mengadakan even atau setelahnya. Saat mengadakan kegiatan pasti kita rapat dan memberikan berbagai macam usulan. Dan membuatnya berubah – ubah, karena belum ada hasil dari yang kita usulkan. Itulah kenapa usulan itu tidak akan efektif tanpa sebuah aksi, kita memiliki ide kita juga harus mengerjakannya. Kita ingin segera selesai, tapi kita hanya menjelaskannya saja.
Itulah kenapa Komunikasi bukan Panasea, karena suatu kegiatan atau suatu masalah tidak akan selesai jika hanya kita diskusikan, kita bahasa tapi kita tidak ada tindakan. Simpelnya seperti sampah, kita mengomel saat ada orang buang sampah sembarangan karena sampah dapat mengakibatkan bajir. Tapi kita hanya mengomel saja, tidak ada aksi mengambil sampah dan membuangnya di depan orang yang mebuang sampah sembarangan itu, agar dia sadar bahwa yang dilakukan salah.
Kesimpulannya, bahwa komunikasi bukanlah sebuah hal yang cukup untuk menyelesaikan masalah tanpa tindakan. Komunikasi tidak akan efektif tanpa tindakan, dan air tidak akan tertampung tanpa adanya wadah. Seperti itu pula komunikasi yang efektif, adanya ide dan tanggapan yang bagus, didampingi dengan perilaku atau tindakan. Karena terkadang orang hanya mau didengar tanpa ingin mendengarkan. Orang selalu ingin dianggap dialah yang paling benar, maka dia hanya akan memperburuk keadaan jika menyelesaikan masalah hanya dengan berbicara saja tanpa menunjukkan sebuah sikap.
G. TUGAS 7
H. TUGAS 8
Persepsi Film
Mengenai Film
1. Bran Magic-The Positive Illusion
Film ini menjelaskan tentang suatu hal yang berbau magic. Dalam tayangan ini sang ilustrator mensugesti para perserta agar mengikuti apa yang di perintahkan dan agar merasa yakin dengan apa yang akan mereka lakukan. Pada awalnya para peserta diminta mencari uang yang ada di salah satu cup dari kurang lebih 100 cup, dengan kesempatan membuka 10 kali.
Tetapi tak seorangpun dari peserta itu mendapatkannya, kemudian pada percobaan kedua seluruh peserta di sugesti dan di beri rasa percaya diri dan yakin bahwa mereka bisa menemukan uang itu dalam sekali buka. Akhirnya percobaan dilakukan dan benar, seluruh peserta dapat menemukan uangnya dalam sekali buka. Dalam tayangan ini kita sebagai penonton menjadi tahu bahwa melakukan sesuatu itu harus dengan keyakinan dan kepercayaan diri.
2. 63 Mind Blowing 3D street Art Illusion Compilation
Tayangan ini menjelaskan bagaiman seseorang akan melihat hal yang luar biasa dari sudut padang tertentu. Disini ada sebuah gambaran dijalan yang hampir seperti nyata apabila kita melihatnya dari sudut yang di tentukan. Begitu pula dengan kita, dalam tayangan ini kita sebagai penonton diajarkan bagaiman melihat suatu hal dari sudut padang yang berbeda itu bisa memaknai suatu hal itu positif atau negatif, baik atau buruk dan lainnya.
Komentar :
16730036.Synta Mutiara Sari
Dari kedua tayangan tersebut diatas, kita bisa memahami bagaimana suatu hal dapat dilihat dan didapatkan sesuai dari apa yang kita persepsikan dan kita pandang dari sudut tertentu. Jika kita melihat suatu dengan sudut padang yang buruk juga pikiran yang buruk maka hasilnya juga buruk. Seperti pada tayangan yang pertama diawal mereka memiliki 10 kesempatan tetapi dalam pikiran mereka tidak ada pikiran positif dan percaya diri bahwa mereka mampu, maka sampai kesempatan terakhir mereka pun tidak mendapatkan apa-apa.
Dan ditayangan yang kedua kita juga akan mendapatkan sebuah view yang seperti nyata apabila kita melihat dari sudut padang tertentu. Jika kita salah melihat maka kita akan menilai bahwa itu hanya sebuah gambaran biasa, tapi jika kita melihat gambaran itu dari sudut yang bagus maka viewnya akan bagus seperti real.
Analisa
Apabila di sangkutkan dengan materi pesepsi yang di kemukakan Dedy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Tayangan yang pertama menghasilkan 2 persepsi yaitu Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik dan kepercayaan, nilai dan sikap. Karena disini kita para penonton dan peserta dalam acara tersebut, menafsirkan suatu hal dari apa yang biasa mereka alami dan rasakan. Sehingga menghasilkan suatu hal yang sesuai dengan yang mereka kehendaki. Kita percaya pada si ilustrator atau si pemadu bahwa kita dapat menemukan uang yang ada dalam 100 cup tersebut. Dan juga persepsi evaluatif, yaitu setelah mendapat sugesti mereka menjadi merasa apa yang mereka persepsikan adalah nyata.
Dan tayangan yang kedua persepsi terhadap lingkungan fisik. Kita merasa gambar tersebut seperti nyata padahal kenyataannya gambaran tersebut hanya sebuah lukisan dijalan yang lurus dan datar. Tetepi karena kita melihat dari sudut tertentu kita dapat melihat ada tebing es atau lubang es karena kita melihatnya sekilas saja. Dan juga termasuk Persepsi Dugaan, yaitu kita melihat hal dari dugaan kita. Semua ini juga tergantung dari sudut pandang kita.
I. TUGAS 9
RESUME
KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi adalah suatu cara bagi kita mengenal dan beradaptasi, juga memahami seseorang. Suatu Komunikasi itu bisa berupa simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih secara lisan, dan sistem kode verbal disebut (bahasa). Bahasa verbal sendiri adalah sarana untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud, melalui berbagai aspek realitas individu masing-masing. Seperti contohnya saat seseorang tidak dapat mengucapkan salah satu abjad dengan benar maka terkadang akan ada salah maksud atau misskomunikasi.
Dalam komunikasi ini apabila kita menyertakan budaya sebagai variable dalam abstraksi ini, maka problemnya akan semakin rumit. Karena setiap budaya memiliki bahasa sendiri-sendiri yang terkandang sulit kita pahami. Sebagai contohnya saat orang jawa dengan orang sunda berbincang menggunakan bahasa mereka masing-masing bisa saja menimbulkan suatu permasalahan yang lucu, dikarena bahasa daerah tersebut. Berbeda lagi jika orang jawa dengan orang jawa, maka dalam bercerita dan berbagi pengalaman akan lebih mudah. Maka di Indonesia khususnya dipakai bahasa Indonesia untuk mempersatukan suku-sukunya.
ASAL USUL BAHASA
Sampai saat ini belum ada teori yang diterima luas mengenai bagaimana bahasa itu muncul di permukaan bumi. Para teoritikus kontemporer mengatakan bahwa bahasa adalah ekstensi perilaku sosial. Bahasa juga bergantung pada perkembangakan kemampuan untuk menempatkan lidah saat berucap di berbagai lokasi untuk membuat suara kontras dan pas sesuai dengan situasinya. Kemampuan tersebut juga berhubungan dengan kemampuan mengartikulasikan isyarat nonverbal.
Hewan yang mirip manusia itu akhirnta punah pada kira-kira 35.000 tahun secara misterius. Sementara itu, “manusia modern” (Homo Sapiens), nenek moyang kita juga muncul secara misterius antara 90.000 dan 40.000 tahun lalu di Eropa. Dulu, Cro Magnon yaitu nenek moyang kita belum mampu menggunakan bahasa verbal, mereka berkomunikasi menggunakan simbol yang digambar di berbagai bidang, seperti tulang hewan, cadus dan dinding goa yang saat ini banyak ditemukan di Spanyol, dana Prancis Selatan. Hingga akhirnya pada 40.000 dan 35.000 tahun lalu mereka menggunakan bahasa lisan.
Lalu sekitar 5.000 tahun lalu, manusia akhirnya melakukan transisi komunikasi dengan memasuki era tulisan, sementara bahasa lisan pun terus berkembang. Penyebaran sistem tulisan akhirnya sampau juga ke Yunani. Bangsa inilah yang kemudian menyempurnakan dan menyederhanakan sistem tulisan. Dan menjelang 500 SM, mereka telah menggunakan alfabeth berterus ke Roma dan disempurnakan lagi, dan terus berkembang hingga kita sudah memasuki era cetak, era radioa, era televisi, era komputer hingga sekarnag era gadjet yang akan terus di sempurnakan oleh para penerus.
FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai (labeling) atau menjuluki seseorang, objek, dan peristwa. Penamaan adalah dimensi pertama yang awalnya dilakukan sesuka hati mereka, kemudia berkembang sesuai nama sejak lahir. Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi, penamaan (naming atau labeling) yang merujuk pada mengidentifikasi orang, obejek dan tindakan, kemudian interaksi yang lebih menekankan pada gagasan atau emosi yang mengundang simpati atau pengertian, dan terakhir transmisi informasi yang disampaikan manusia dan dapat menghubungkan masa kini dan masalalu juga masa depan. Ungkapan S.I. Hayakawan, “Kata itu bukan objek”, maka dari itu saat seseorang menggunakana kata yang berbeda bisa saja menimbulkan suatu masalah.
Bahasa itu sangat penting bagi manusia, dan memang harus dilatih dari kecil. Seperti pada tahun 1920-an seekor serigala “mengadopsi” dua anak manusia. Dan juga pada tahun 1940-an kasus Isabella berusia 6 tahun lahir dari seorang yang bisu dan tuli, dia juga dikurung di ruang gelap dan dipisahkan dari saudara-saudaranya. Ketika ditemukan dia hanya bisa berkoak-koak dengan suara parau, tapi setelah di rawat selama 2 tahun oleh dokter dan psikolog klinis akhirnya Isabella bisa berbicara normal. Itulah kenapa bahasa dan kehidupan sosial itu penting.
KETERBATASAN BAHASA
Komunikasi verbal sebenarnya hanya 35% dari keseluruhan komunikasi kita, dan ternyata bahasa itu terbatas.
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
Kata-kata adalah kategori untuk merujuk pada objek tertentu. Suatu kata hanya mewakili realitas, bukan realitas itu sendiri yang dapat disimpulkan bahwa kata-kata bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Kata-kata sifat dalam bahasa juga cenderung dikotomis, misalnya baik buruk, kaya miskin. Dalam hal ini sulit menempatkan kata yang pas, yang sesuai dengan yang dilihat dan dirasakan. Contohnya saat kita melihat gantungan kunci yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, tetapi bisa dengan gambar. Saat kita mencintai seseorang tapi tidak tahu cara menyampaikannya, kita hanya memberikan dia bunga.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual
Kata-kata bisa bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Hal yang memiliki banyak artian, seperti kira-kira, anu, tertentu dll. Contohnya saat kita membicarakan baju, dan modelnya kita kuranhg paham, terkadang kita mengatakan “anu... seperti rok panjang gitu lho”. Kebanyakan kata Anu itu sangat ambigu. Dan kata yang kontekstual sebenarnya mengisyarakatkan bahwa aturan-aturan baku dalam berbahasa tidaklah mutlak. Karena kata-kata bersifat kontekstual , terkadang sulit mencari padanan suatu kata dalam bahasa lain. Contohnya kata amis dalam bahasa Sunda berarti manis dalam lidah, bukan pandangan mata. Dan bahasa Jawa berarti bau yang seperti ikan asin (penciuman).
Kata-kata mengandung bias budaya
Bahasa terikat oleh kenteks budaya, bahsa dapat dipandang sebagai perluasan budaya. Menurut Hipotesis Sapir-Whorf ‘Teori Relativitas Linguistik’, sebenarnya setiap bahasa menunjukkan suatu dunia simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin dan kebutuhan pemakainya.
Percampuradukan fakta, penafsiran dan penilaian
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta(uraian), penafsiran(dugaan) dan penilaian. Kadang kita menilaia fakta dengan penafsiran yang salah, tetapi sebenarnya tidak seperti itu.
KERUMITAN MAKNA KATA
“Apa arti kata itu?”, kadang kita menganggap kata sebenarnya mengandung makna atau arti tertentu, padahal sebenarnya kitalah yang memberi arti dan makna itu. Makna muncul dari hubungan khusus antara kata (sebagai simbol verbal) dan manusia. Makna tidaklah melekat pada kata-kata melainkan kata-kata membangkitkan makna dalam pikiran orang. Seperti kita mengucapkan “saya suka kamu” yang berarti laki-laki yang mengatakan itu memiliki rasa suka kepada si perempuan atau laki-laki yang ada didepannya. Padahal dari si pengucap adalah bahwa dia menyukai sikap dan pikirannya. Itulah kerumitan makna kata, karena orang itu yang memberi makna bukan kata yang memiliki makna.
Bahasa Daerah vs Bahasa Daerah
Banyaknya kelompok budaya yang berbeda-beda maka banyak pula kata yang mirip tetapi memiliki arti dan makna berbeda di setiap daerahnya. Seperi contohnya orang jawa dan orang Bangkiang Riau, kata Ayu dalam bahasa jawa berarti ‘cantik’ dalam bahasa Riau ejaannya Ayiu berarti ‘Air’. Kata sama tetapi memiliki makna berbeda di setiap daerahnya, dan mungkin saja sama maknanya pula.
Bahasa Daerah vs Bahasa Indonesia
Beberapa kata dari bahasa daerah juga digunkan dalam bahasa Indonesia (atau bahasa Indonesia dalam dialek Betawi) atau sebaliknya akan sangat jauh berbeda, contohnya dalam Bahasa Indonesia “sok kamu, pulang duluan” yang berarti Sombong tapi dalam bahasa Sunda berarti Silahkan, dan kalimat itu bisa menimbulkan arti yang bertolak belakang bagi orang Sunda dan orang non-Sunda. Contoh lain “ojo dipidak, ndak mati tenan” dalam bahasa Jawa berarti pati atau mati, dalam bahasa Indonesia juga berart Mati.
Bahasa Indonesia vs Bahasa Malaysia
Suatu bangsa atau suku selalu menganggap bahasa merekalah yang benar dan terbaik, dan menganggap bahasa yang digunakan bangsa lain tidak alamiah, dan berfikir kenapa mereka tidak menggunakan bahasa yang benar dan semestinya. Contohnya orang malaysia mengatakan “Sepasang kelamin tinggal dirumah itu” yang artinya sepasang suami istri tinggal dirumah itu, dalam pikiran kita bangsa Indonesia yang menggunakan bahasa yang baku merasa janggal dan aneh. Tapi itulah keragaman bahasa.
Bahasa Daerah atau Indonesia vs Bahasa Asing
Terkadang ada beberapa kata yang sama antara bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa Asing, contohnya bahasa Jepang dengan bahasa Jawa Tai, bahasanya sama tetapi artinya berbeda dalam bahasa Jepang berarti kesatuan sedangkan dalam bahasa jawa berarti kotoran.
NAMA SEBAGAI SIMBOL
Seperti yang kita ketahuai dari awal bahwa penamaan adalah dimensi pertama dalam komunikasi verbal. Kita ketahuai kadang nama sendiri adalah suatu simbol pertama dan utama bagi seseorang. Simbol yang bisa dipahami orang lain, dan dapat melambangkan status, cita-rasa budaya, keturunan dan juga sebagai hoki. Nama pribadi adalah unsur terpenting identitas seseorang dalam masyarakat. Contoh teman saya memiliki nama depan Raden, nama tersebut sebagai tanda bahwa dia adalah kerabat atau keturanan Kraton Yogyakarta dan namanya memiliki sertifikat tersendiri dari karton.
Nama hewan juga bisa menjadi sebuah simbol juga, seperti contohnya nama Caty itu sebagai nama seekor kucing karena Cat berarti kucing, ada juga Dogy yang digunakan sebagai nama anjing. Itulah beberapa Nama adalah sebagai simbol si pemilik nama.
BAHASA GAUL
Orang-orang yang punya latar belakang sosial budaya berbeda maka cara mereka berbicara juga akan berbeda, intonasinya, dialek, kecepatan volume dan pastinya kosakata. Dan ada kata dan istilah yang memiliki makna juga arti masing-masing dan kekerasan pengucapannya juga berbeda. Contohnya teman saya dari Riau, kebanyakan orang Riau berbicara dengan cepat berbeda dengan kita yang orang jawa yang sering kali berbicara dengan pelan dan mantap.
Tetapi mereka berbicara sangat cepat dan sedikit belepotan. Dan juga ada kata yang memiliki arti khusus, unik, istimewa juga menyimpang. Seperti bahasa gaul anak zaman sekarang, suek, monster yang artinya raksasa, wtf yang merupakan singkatan dan mereka gunakan untuk mengumpat saat kesal. Kata-kata aneh dan janggal itu dianggap bahasa gaul.
Bahasa gay dan bahasa waria, bahasa kaum ini memang sedikit aneh dan yang menggunkana para bencong. Seperti ekong (aku), duta (uang) eke (aku) dll. Ada juga bahasa Waria, contohnya ike (aku), Diana (dia), HIV(hasrat ingin pipis) padahal kita tahu arti sebenarnya.
BAHASA WANITA VS BAHASA PRIA
Kita tahu bahwa Wanita dan Pria memiliki kosakata bahasa yang berbeda. Semua itu dikarenakan sosialisasi mereka yang berbeda, dan juga minat mereka yang berbeda sehingga kosakata mereka pun bebeda. Wanita lebih suka kata yang feminim, lebih banyak memiliki varian warna, juga lebih suka kata-kata sifat yang hambar. Wanita juga lebih suka bertanya dari pada pria, pria lebih suka bahasa yang ringan dan tidak berbelit belit. Tannen (1990) berpendapat bahwa wanita cenderung terlibat dalam “pembicaraan hubungan” sedangkan pria lebih cenderung dalam “pembicaraan laporan”.
RAGAM BAHASA INGGRIS
Bahasa inggris yang lebih universal pun ternyata tidak konsisten dalam ejaannya, pengucapannya, pilihan kata dan juga maknanya. Perkembangan bahasa Inggris menjadi beberapa ragam, Inggris-Inggris(British English), Inggris-Amerika, Inggris-Australia, Inggris-Filipina, Inggris-Singapura. Ragam bahasa Inggris ini, agar mudah dipahami dan kadang banyak bahasa Inggris yanng terlihat norak jika digunakan di Daerah tertentu dan menimbulkan bentrok dengan bahasa mereka. Juga kesulitan dalam pengucapannya.
PENGALIHAN BAHASA
Komunikasi dalam bahasa kadang menimbulkan selisih, maka kita perlu melakukan komunikasi yang efektif. Untuk melakukannya kita harus menguasai bahasa mitra komunikasi kita. Maka dalam hal ini kita perlu menguasa bahasa Inggris, agar perselisihan antar negara tidak terjadi. Tahun 1996 terjadi tabrakan di udara dikarena bahasa yang tidak bisa dipahami, dan kesalahan karena kurangnya komunikasi yang menimbulkan bencana juga pertikaian.
Berdasarkan asumsi bahwa bahasa adalah cermin suatu alam pikiran, dapat dimengerti bila istilah-istilah yang berkaitan dengan teknologi canggih dari negara asing seperti komputer yang terkesan ganjil. Maka itulah dipergunakan pengalihan bahasa, dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Maka dari itu kita perlu menguasai bahasa Inggris agar dapat berkomunikasi dimanapun dengan mudah dan tanpa ragu-ragu.
KOMUNIKASI KONTEKS-TINGGI VS KOMUNIKASI KONTEKS-RENDAH
Budaya konteks rendah ditandai dengan komunikasi konteks-rendah: pesan verbal dan eksplisit, gaya bicara langsung , lugas, terus terang. Contoh : komunikasi (program) komputer. Budaya konteks tinggi ditandai dengan komunikasi konteks-rendah: pesan bersifat implisit, tidak langsung dan tidak terus terang. Pesan yang sebenarnya mungkin tersembunyi dalam perilaku nonverbal pembicara. Pernyataan verbal bisa berbeda dengan pernyataan non verbalnya. Contoh : suku sunda-jawa yang berbicara berputar-putar tidak langsung pada inti masalahnya.
Orang Indonesia cenderung berbicara tidak langsung atau menggunakan komunikasi konteks tinggi demi untuk menjaga harmoni.Tetapi kecenderungan orang Indonesia yang berkata tidak langsung untuk menjaga Harmoni juga terjadi dikalangan elit politik. Kita sebisa mungkin menghindari konflik, kalaupun konflik terbuka dan terjadi, penyelesaiannya bisa dibantu pihak ketiga.
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
“Mengapa Kita Berkomunikasi &Fungsi-fungsi Komunikasi”
Banyak sekali pertanyaan mengapa kita berkomunikasi, nah dari pertanyaan tersebut banyak pakar dan ilmuan menganilisisnya. Apabila dilihat dari perspektif agama, secara gampang kita menjawabnya bahwa Tuhanlah yang mengajari kita berkomunikasi, dengan akal dan kemampuan yang di anugerahkan kepada kita. Dalam Al-Qur’an dijelaskan, : “Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manuasia, yang mengajarinya pandau berbicara.” (Ar-Rahman: 1-4).
Alasan berkomunikasi bila dilihat dari yang telah diamati oleh para pakar dan ahli, mereka telah mengungkapkan fungsi yang berbeda-beda, dan terkadang ada kesamaan yang memang tujuannya dan maksudnya adalah sama. Berikut beberapa pendapat para pakar tentang alasan berkomunikasi ;
1. Thomas M. Scheidel
Kita berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain agar sesuai dengan yang kita inginkan. Namun tujuan dasarnya adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.
2. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson
Mengemukakan bahwa komunikasi itu ada 2 fungsi, fungsi pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Fungsi yang kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan kebedaraan suatu masyarakat.
Selanjutnya kita akan membahas empat fungsi koumunikasi berdasarkan kerangka yang telah dikemukakan oleh William I. Gorden.
A. FUNGSI KOMUNIKASI SOSIAL
Fungsi ini mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, utnuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Implisit dalam fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi kultural. Para ilmuan mengakui bahwa komunikasi dan budaya itu memiliki hubungan timbal balik, seperti dua sisi dari mata uang. Seperti kata Edward T. Hall bahwa “budaya adalah komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya”. Alfred Korzybski menyatakan bahwa kemampuan manusia berkomunikasi menjadikan mereka “pengikat waktu” time-blinder, yang merujuk pada kemampuan manusia dalam mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi dan dari budaya ke budaya.
Dalam komunikasi sosial ada pula pembentukan konsep-diri. Pembentukan konsep-diri hampir seperti modeling. Dan hal ini berada pada tahapan balita yang mulai tumbuh dan mampu meniru perilaku si modelnya. Dan akan meyakini apa yang dikatakan si modelnya. Seperti seorang akan sebenarnya penurut tetapi karena orang tuanya selalu memarahinya hanya karena dia sekali saja tidak menurut, dan mengatakan bahwa anak tersebut nakal dan ngeyel maka secara tidak sadar anak tersebut meresa bahwa dirinya ngeyel yang akan berakibat pada tingkah lakunya hingga dewasa.
Hal tersebutlah yang sering disebut “nubuat yang dipenuhi sendiri” (self-fulfilling prophecy), yakni ramalan yang jadi kenyataan karena secara tidak sadar atau sadar, kita atau anak tersebut percaya bahwa ramalan itu akan menjadi kenyataan. Apa yang mereka ucapakan adalah benar. Dalam proses menuju dewasa kita selalu menerima dari orang-orang yang ada disekeliling kita, tentang siapa diri kita dan bagaimana kita menurut padangan mereka yang akan membentuk kita menjadi apa yang mereka sebutkan. Karena sejatinya anak itu seperti tanah liat yang mudah sekali dibentuk dan dirubah-rubah.
Setelah konsep-diri berlanjut pada pernyataan eksistensi-diri. Berkomunikasi untuk menunjukan seberapa eksis dia dan sering disebut dengan Aktualisasi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi-diri akan terealisasikan dalam sebuah rapat, sidang atau dalam kelas yangn sedang berdiskusi. Dan yang terkahir adalah untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan. Melalui komunikasi dengan orang lain maka kebutuhan emosional kita akan tercukupi. Saat kita berada di kelompok orang yang memiliki banyak kasih sayang, maka kita akan cenderung lemah lembu, perhatian baik dan tidak pemarah. Tetapi jika kita berada dalam lingkungan yang sebaliknya maka kita akan jadi lebih agresif, atau malah pendiam.
Kurangnya berkomunikasi dengan orang lain, menimbulkan kurangnya hubangan baik dengan orang lain dan akan membuat kita mejadi stress karena tidak bisa berbagi masalah yang sedang dihadapi. Sesuai dengan ucapan dari Nabi Muhammad SAW 14 abad yang lalu, “silaturahmi memperpanjang usia(dan memperluas rezeki).
Contoh pengalaman pribadi:
Dari kecil saya selalu mudah mendapatkan teman, mereka yang lebih dahulu mendekat karena dasarnya saya itu lebih suka sendiri. Dan berbagai keluh kesah dengan diri sendiri, saat awal mengenal saya memang orangnya lebih suka diam tetapi setelah kenal saya bisa menyesuaikan, walau terkadang tidak bisa mengontrol perasaan. Pengalaman saya saat masuk SMP dan SMK di awal pengenalan sekolah saya tidak suka mendekati orang terlebih dahulu tetapi mereka semua mendekat. Saat SMK saya mengamati orang dan mulai berbicara jika orang tersebut mengajak bicara.
Sekali saya mengenal mereka maka saya akan mengaktualisasikan diri, dari yang awalnya pendiam hanya dalam waktu 1 minggu saya sudah bisa berteman dengan banyak orang dan dapat dipercaya untuk mencalonkan diri menjadi ketua osis. Saya didukung oleh guru dan kakak tingkat serta teman-teman saya. Karena saat itu saya masih kelas 1 maka saya menjadi sekretaris I dan sudah bisa menjadi siswa yang dipercaya dan diandalakan semua guru.
Disini saya sadar, kalau lingkungan saya sejak kecil terutama disekolah saya selalu ditunjuk menjadi leader dan dianggap lebih mampu dari teman lain. Karena model yang saya tiru membawa saya menjadi seorang yang aktif, dan mencintai organisasi serta memiliki keinganan yang kuat. Dan dalam bersosialisasi saya dengan cepat berlajar.
B. FUNGSI KOMUNIKASI EKSPRESIF
Komunikasi ini menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita melalui peran-peran nonverbal.
Contoh pengalaman pribadi :
Saat bertengkar dengan sahabat saya, saya diam dan tak mau menyapanya. Dia merasa bersalah karena telah berbohong dan kebohongan itu ketahuan oleh saya. Maka pada malam harinya dia datang kerumah saya dengan membawa boneka, sambil mengatakan bahwa dia menyesali apa yang telah dia perbuat. Boneka itu sebagai tanda permohonan maaf darinya karena telah melukai perasaan saya. Dia tidak bisa berkata apa – apa saat memberikan boneka tersebut. Tapi setelah saya menerima boneka itu dia meminta maaf kepada saya.
C. FUNGSI KOMUNIKASI RITUAL
Komunikasi ritual ini dilakukan secara kolektif, dan juga persifat ekspresif (merasakan perasaan terdalam seseorang).
Contoh pengalaman pribadi :
Kemarin saat PKD dalam organisasi PMII tepatnya tanggal 15-19 September 2016. Kami akan di baikat sebagai ritual pengesahan bahwasannya kami sudah sah menjadi anggota dalam organisasi tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan akhir acara dan pada malam hari sekita jam 23.00 – 03.00 di dengan beberapa susunan acara, dan akhirnya dikumpulkan dilapangan dan di bacakan sebuah sumpah di akhiriri dengan tanda tangan dan mencium bendera merah putih serta bendera PMII.
D. FUNGSI KOMUNIKASI INSTRUMENTAL
Komunikasi instrumental adalah sebuah komunikasi yang bersifat membujuk (persuasif) dan berfungsi memberitahu atau menerangkan (to inform).
Contoh pengalaman pribadi :
Saya seringkali menjadi MC semenjak smp sampai sekarang juga saat saya kuliah, dan terakhir kali kemarin waktu kegiatan PMII saya menjadi MC pada malam hari tanggal 19 September jam 19.30 di pondok pesantren Al – Qodir. Saat menjadi MC itu berarti menyamoaikan susunan acara supaya para audience memahami acara pada malam itu. Dan mereka akan melaksanakan apa yang kami sampaikan seperti saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, hadirin di mohon berdiri, dan mereka pun mengikutinya dengan berdiri dan bernyanyi.
Kesimpulan;
Pada dasarnya ke-4 fungsi tersebut bersinambungan dan saling tumang tindih dalam melakukannya. Karena saat kita melakukan kegiatan komunikasi yang berfungsi sebagai komunikasi sosial kita juga telah melakukan komunikasi ekspresif, ketika kita tidak mau melakukan yang menjadi kebiasaan dalam keluarga karena tidak nyamanan kita, maka seringkali kita melakukan sesuatu untuk menyampaikan perasaan kita. Dan mungkin juga kita melakukan fungsi sosial instrumental ataupun ritul dengan berbarengan. Karena MC ataupun kegiatan seperti tiup lilin saat ulang tahun hampir sama karena kita juga menyampaikan pesan kita melalui sebuah tindakan dan ucapan.
B. TUGAS 2
KERAGAMAN DAN KONTROVERSI
DEFINISI KOMUNIKASI
Berbagai macam asumsi yang diutarakan setiap orang menimbulkan keragaman dan kontroversi. Bahwasannya komunikasi itu tidak dapat diartikan sebagai sat pengertian yang mutlak. Kita tidak dapat merujuk ada salah satu pengertian. Ada 3 dimensi dalam komunikasi menurut Fank Dance dan Carl Larson. Dimensi yang pertama adalah dimensi tingkat observasi (level of observation), menyatukan seseorang dengan orang lain yang berada di suatu tempat berbeda. Mereka berkomunikasi melalui media elektronik.
Dimensi yang kedua adalah kesengajaan (intentionality), yaitu komunikasi yang mencakup penerimaan dan pengiriman pesan secara sengaja. Menurut Gerald R. Miller “situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seseorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.”. Dimensi yang ketiga adalah penilaian normatif. Menurut John B. Hoben “komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan.” Suatu komunikasi dilakukan melalui pikiran yang di berikan agar orang lain mengikuti dan memahaminya.
Littlejhon mempertahankan 3 pandangan komunikasi. Yang pertama, komunikasi harus terbatas pada pesan yang sengaja di kirim dan diterima seseorang. Yang kedua, harus mencakup semua perilaku yang bermakna, di sengaja ataupun tidak. Yang ketiga, harus mencakup pesan – pesan yang dikirim secara sengaja, namun sengaja yang sulit ditentukan. Pada dasarnya komunikasi dalam hal ini adalah sebuah komunikasi yang dilakukan 2 orang atau lebih, dengan sengaja ataupun tidak. Komunikasi ini juga dapat dilakukan untuk komunikasi antarbudaya. Menerapkan asas perbedaan bukan persamaan, aktif maupun pasif. Komunikasi menyangkut perilaku manusia, belum tentu menjadi sebuah komunikasi karena hanya dilakukan oleh diri sendiri.
Komunikasi dengan diri sendiri (intrapribadi). Termasuk dalam konsep diri, sesuai dengan pedapat Tubbs dan Moss ataupun definisi Pace dan Faules bahwa, “komunikasi akan terjadi apabila ada orang lain yang mendengar dan merespon”. Komunikasi diri sendiri itu lebih ke konsep-diri dan intrapribadi. Tetapi komunikasi ini selalu dianggap bukan komunikasi karena pada dasarnya komunikasi itu bisa disebut komunikasi jika ada si pembicara dan pendengar, dan ada respon.
Kesimpulannya, bahwa komunikasi itu adalah hubungan timbal balik, antar orang yang berdekatan maupun yang berbeda tempat. Melalui media perantara ataupun dari mulut ke mulut, dan juga dari fisik. Secara sengaja maupun tidak sengaja, direspon secara aktif maupun pasif. Karena komunikasi tidak akan berlangsung apabila hanya dilakukan oleh diri sendiri.
C. TUGAS 3
National Communication Day
HMPS Ilmu Komunikasi mengadakan seminar yang bertema CRAZYVITY “kreatif tanpa batas”. Acara ini diadakan pada hari Rabu, 12 Oktober 2016 pada pukul 09.00 WIB dan bertempat di Interaktive Center. Acara ini dipandu Anisa dan Aryo mahasiswa Ikom angkatan 2014. Dengan tata acara dimulai dengan penampilan Biji Bungan Matahari membawakan 2 buah lagu. Dan selanjutnya berdoa mengawali acara.
Setelah itu sambutan-sambutan, sambutan yang pertama itu oleh Ketua HMPS Ilmu Komunikasi yaitu oleh Aditya Mahendrata. Yang mengatakan bahwa acara ini adalah kelanjutan acara yang ada waktu OPAK, COC (Class of Communication). COC bertujuan untuk memotivasi mahasiswa agar lebih memahami dan mengerti tentang Komunikasi.
Sambutan yang kedua oleh KaProdi Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Siantari Rihartono. Beliau menyampaikan bahwa mengikuti seminar itu bermanfaat, menambah nilai ijazah ada SKPI dan Transkip nilai. Mahasiswa Ilmu Komunikasi itu harus main stream dan ekstrim dalam berkreatif dan profesional sesuai jargon Ilmu Komunikasi “kreatif dan profesinonal”.
Dan sambutan yang terakhir oleh Wakil Dekan 3 yaitu oleh Ibu Sulis. Beliau menyampaikan bahwa spirit komunikasi , dan memahami bagaimana menyampaikan pendapat agar di dengar masyarakat. Maka kita harus ikut aktif dalam organisasi, even yang ada dan kegiatan ilmiah, workshop dan studi banding. Agar bisa lulus dengan editvalue/ nilai lebih.
Pemateri yang pertama Bapak Ramakertamukti beliau adalah dosen bagi mahasiswa semester 3 keatas. Bapak Rama membahas tentang Menghargai Diri. Beliau berkata bahwa Orang Kreatif itu adalah orang yang mencari dan membantu orang yang gagal. Create your own sunshine, orang kreatif tidak akan menyalahkan orang lain tentang kekurangan kita. Life ... Dance on the rain, kreatif bukan menunggu tapi, kita yang mencari dan membuktikan diri. If you always THINK, and never DO you’ll never accomplish.
Dan terakhir dalam materi Bapak Rama adalah Don’t Worry, jangan khawatir dan jangan takut, karena kita masih memiliki Allah. Kita pasti bisa berkreatif dan mengembangkan kreatifitas kita tersebut. Sekali gagal bukan berarti tidak bisa, tetapi itu adalah pelajaran, agar tidak gagal lagi. Kreatif itu adalah jangan menjadi follower, tetapi mengoptimalkan yang ada dalam diri kita dan nyaman dengan yang kita lakukan. Karena setiap orang itu pasti memiliki perbedaan dan kesamaan. Innal hayaata aqidatun wajihaadun “Bermimpilah! Maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.”
Setelah pemanteri yang pertama kegiatan ini diselingin Coffe Break, diisi oleh Biji Bunga Matahari. Setelah have fun kecil-kecilan langsung dilanjut pemateri yang kedua yaitu oleh Kak Krisnanda Satya alumni UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi. Kak Krisnanda lebih menceritakan tentang pengalaman dia bagaimana menemukan cintanya dan lulus dengan tepat waktu. Dia mencapai batasannya selama 1 tahun, dan setiap 2 bulan mendapatkan pengalaman yang bisa di banggakan. Kak Krisnanda lulus tepat waktu, dia juga sudah memiliki banyak teman dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Pesan kak Krisnanda yaitu lampaui batas yang kamu buat.
D. TUGAS 4
Tugas 4 ini dari semua kelas A, B, dan C tidak ada yang memiliki dan tau apa tugas yang Bapak berikan, maka saya melengkapinya dengan merangkum materi BAB 2. HAKIKAT, DEFINISI, DAN KONTEKS KOMUNIKASI, pada bagian :
TIGA KONSEPTUALISASI KOMUNIKASI
Seperti yang dikemukakan John R. Wenburg dan William W. Wilmot serta Kenneth K. Sereno dan juga Edward M. Bodaken, bahwa setidaknya ada 3 kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yaitu ;
1. Komunikasi sebagai tindakan satu-arah
Michael Burgoon menyebut komunikasi satu arah ini dengan “definisi berorientasi-sumber”. Komunikasi satu arah ini seperti komunikasi yang persuasif, dan untuk membangkitkan respon dari orang lain, dan komunikasi ini dianggap komunikasi disengaja (intentional act) untuk memenuhi kebutuhan si komunikator, seperti menjelaskan suatu kepada orang lain dan mengajak seseorang melakukan sesuatu sesuai yang komunikator kehendaki.
Disini saya ambil satu definisi dari para ahli, yaitu oleh Gerald R. Miller “komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.” Dari definisi tersebur dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi satu arah itu bersifat instrumental dan persuasif.
Dan satu definisi lagi yaitu dari Harold Laswell “(cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut), Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”. Berdasarkan definisi oleh Laswell tersebut dapat diturunkan 5 unsur yang saling bergantung.
1. Sumber atau juga disebut pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara atau organisator.
2. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasi oleh si sumber, sesuatu yang akan mereka sampaikan yang bertujuan mengajak, menjelaskan, dll.
3. Saluran atau media, yakni alat atau media yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya.
4. Penerima (receiver), penerima adalah orang yang akan menanggapi dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh sumber.
5. Unsur-unsur lain yang akan melengkapi, seperti umpan balik (feed back), gangguan/ kendala komunikasi (noise/barriers), dan konteks atau situasi komunikasi.
2. Komunikasi sebagai interaksi.
Interaksi dalam arti sempit adalah saling mempengaruhi (mutual influence). Komunikasi interaksi menyertakan komunikasi sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Komunikasi ini juga sedikit dipandang dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu-arah. Adanya hubungan timbal balik (feed back), karena pesannya ada yang merespon dan juga perilaku si penerima menjadi berbeda.
3. Komunikasi sebagai transaksi
Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Hingga derajat tertentu para pelakunya sadar akan kehadiran orang lain di dekatnya dan bahwa komunikasi sedang berlangsung, meskipun pelaku tidak dapat mengontrol sepenuhnya bagaimana orang lain menafsirkan perilaku verbal dan nonverbalnya.
Dalam komunikasi ini, komunikasi akan dianggap berlangsung bila seseorang menafsirkan perilaku kita. Definisi ahli oleh Karl Erik Rosengren : “Komunikasi adalah interaksi subjektif purposif melalui bahasa manusia yang berartikulasi ganda berdasarkan simbol-simbol.”
Demikian rangkuman tentang 3 konseptual yang saya gunakan untuk mengisi Tugas 4.
E. TUGAS 5
PERTANYAAN :
1. Berikan alasan kenapa Komunikasi itu harus dipelajari.
Komunikasi perlu dipelajari karena, sebenarnya manusia itu tidak dapat berkomunikasi apabila tidak ada yang melatih dan tidak ada yang bisa dicontoh. Karena komunikasi itu 2 arah ada stimulus dan respon maka itu disebut komunikasi. Jika kita tidak memiliki teman, atau memiliki lingkungan yang tidak perduli satu sama lain, maka komunikasi kita juga tidak akan lancar. Seperti yang pernah terjadi seorang anak dipasung dan dijauhkan dari kehidupan sosial dari kecil. Maka dia tidak akan bisa berkomunikasi sepert selayaknya. Dia hanya akan berteriak-teriak tanpa ada yang mengerti apa maksud dia. Karena dasarnya komunikasi itu memang seperti belajar sejak kita kecil, belajar kepada orang tua.
Kadang kita juga tumbuh dilingkungan orang-orang yang tidak bisa berkomunikasi dengan benar, maka kenapa sekolah di jurusan komunikasi juga diperlukan. Walau kadang banyak orang berkata, untuk apa sekolah di komunikasi toh kita selalu berkomunikasi, hanya mubadir uang. Padahal mereka tidak tahu bahwa diri mereka juga perlu belajar tentang komunikasi. Berkomunikasi yang baik dan benar itu sanglah sulit, dapat memahami dan supaya tidak salah pemahaman dan pengucapatan itu juga sulit. Ilmu komunikasi mempelajari bagaimana kita berbicara di depan semua orang dan dapat menjadi pembicara yang bisa menarik dan tidak membuat orang tersebut salah paham. Pembelajaran dari awal tentang apa itu komunikasi, fungsi-fungsi komunikasi, prinsip, prespektif dan masih banyak lagi semua hal itu sangatlah diperlukan bagi mahasiswa bukan hanya di komunikasi, tapi keseluruhannya termasuk masyarakat. Dan sangat pending bagi mahasiswa yang ingin menjadi seorang public relation.
Mengingat beberapa hal yang disampaikan Bapak Fajar, bahwa jadilah pendengar yang baik maka kamu akan menjadi pembicara yang baik pula. Dan bersikap diamlah jika kamu tidak memahami permasalahan dan tidak bisa menghentikan masalah. Karena jika kamu berbicara maka keadaan akan menjadi lebih parah lagi. Dari diri saya pribadi, mempelajari ilmu komunikasi karena saya sendiri adalah orang yang suka berorganisasi, menjadi mahasiswa komunikasi adalah pilihan pertama, saya juga terkadang lebih suka diam dan kurang bisa mengerti orang lain. Setelah belajar komunikasi saya menjadi lebih paham, kenapa orang itu bersikap buruk atau baik terhadap saya, semuanya itu dikarenakan bahagimana kita berkomunikasi.
Menjadi seorang yang bener dan tidak ada kecacatan itu hal yang mustahil. Tetapi menjadi lebih baik setiap saat bukanlah hal yang salah. Semua pembelajaran sangatlah penting, maka jangan pernah merendahkan sebuah pendidikan. Ilmu komunikasi, bukan hal yang mudah kita pelajari, tetapi hal yang menarik untuk dipelajari.
F. TUGAS 6
Prinsip 12 :
Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah
Sebuah masalah bukan hanya dari tindakan tapi bisa juga dari komunikasi verbal. Yang mana terkadang tidak akan mudah mengatasinya hanya dengan komunikasi saja, suatu masalah yang timbul juga harus di selesaikan dengan suatu tindakan. Karena komunikasi itu bukanlah Panasea atau obat mujarab untuk mengatasi sebuah masalah. Jangan hanya memahami bahwa segala sesuatu bisa diselesaikan dengan komunikasi saja, karena konflik atau persoalan mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Agar komunikasi menjadi efektif, kendala struktural ini juga harus diatasi. Mengatasinya pula harus dengan suatu tindakan dan komunikasi yang dapat diterima.
Contoh :
Dalam sebuah organisasi pasti kita menjumpai hal – hal seperti ini saat akan mengadakan even atau setelahnya. Saat mengadakan kegiatan pasti kita rapat dan memberikan berbagai macam usulan. Dan membuatnya berubah – ubah, karena belum ada hasil dari yang kita usulkan. Itulah kenapa usulan itu tidak akan efektif tanpa sebuah aksi, kita memiliki ide kita juga harus mengerjakannya. Kita ingin segera selesai, tapi kita hanya menjelaskannya saja.
Itulah kenapa Komunikasi bukan Panasea, karena suatu kegiatan atau suatu masalah tidak akan selesai jika hanya kita diskusikan, kita bahasa tapi kita tidak ada tindakan. Simpelnya seperti sampah, kita mengomel saat ada orang buang sampah sembarangan karena sampah dapat mengakibatkan bajir. Tapi kita hanya mengomel saja, tidak ada aksi mengambil sampah dan membuangnya di depan orang yang mebuang sampah sembarangan itu, agar dia sadar bahwa yang dilakukan salah.
Kesimpulannya, bahwa komunikasi bukanlah sebuah hal yang cukup untuk menyelesaikan masalah tanpa tindakan. Komunikasi tidak akan efektif tanpa tindakan, dan air tidak akan tertampung tanpa adanya wadah. Seperti itu pula komunikasi yang efektif, adanya ide dan tanggapan yang bagus, didampingi dengan perilaku atau tindakan. Karena terkadang orang hanya mau didengar tanpa ingin mendengarkan. Orang selalu ingin dianggap dialah yang paling benar, maka dia hanya akan memperburuk keadaan jika menyelesaikan masalah hanya dengan berbicara saja tanpa menunjukkan sebuah sikap.
G. TUGAS 7
H. TUGAS 8
Persepsi Film
Mengenai Film
1. Bran Magic-The Positive Illusion
Film ini menjelaskan tentang suatu hal yang berbau magic. Dalam tayangan ini sang ilustrator mensugesti para perserta agar mengikuti apa yang di perintahkan dan agar merasa yakin dengan apa yang akan mereka lakukan. Pada awalnya para peserta diminta mencari uang yang ada di salah satu cup dari kurang lebih 100 cup, dengan kesempatan membuka 10 kali.
Tetapi tak seorangpun dari peserta itu mendapatkannya, kemudian pada percobaan kedua seluruh peserta di sugesti dan di beri rasa percaya diri dan yakin bahwa mereka bisa menemukan uang itu dalam sekali buka. Akhirnya percobaan dilakukan dan benar, seluruh peserta dapat menemukan uangnya dalam sekali buka. Dalam tayangan ini kita sebagai penonton menjadi tahu bahwa melakukan sesuatu itu harus dengan keyakinan dan kepercayaan diri.
2. 63 Mind Blowing 3D street Art Illusion Compilation
Tayangan ini menjelaskan bagaiman seseorang akan melihat hal yang luar biasa dari sudut padang tertentu. Disini ada sebuah gambaran dijalan yang hampir seperti nyata apabila kita melihatnya dari sudut yang di tentukan. Begitu pula dengan kita, dalam tayangan ini kita sebagai penonton diajarkan bagaiman melihat suatu hal dari sudut padang yang berbeda itu bisa memaknai suatu hal itu positif atau negatif, baik atau buruk dan lainnya.
Komentar :
16730036.Synta Mutiara Sari
Dari kedua tayangan tersebut diatas, kita bisa memahami bagaimana suatu hal dapat dilihat dan didapatkan sesuai dari apa yang kita persepsikan dan kita pandang dari sudut tertentu. Jika kita melihat suatu dengan sudut padang yang buruk juga pikiran yang buruk maka hasilnya juga buruk. Seperti pada tayangan yang pertama diawal mereka memiliki 10 kesempatan tetapi dalam pikiran mereka tidak ada pikiran positif dan percaya diri bahwa mereka mampu, maka sampai kesempatan terakhir mereka pun tidak mendapatkan apa-apa.
Dan ditayangan yang kedua kita juga akan mendapatkan sebuah view yang seperti nyata apabila kita melihat dari sudut padang tertentu. Jika kita salah melihat maka kita akan menilai bahwa itu hanya sebuah gambaran biasa, tapi jika kita melihat gambaran itu dari sudut yang bagus maka viewnya akan bagus seperti real.
Analisa
Apabila di sangkutkan dengan materi pesepsi yang di kemukakan Dedy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Tayangan yang pertama menghasilkan 2 persepsi yaitu Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik dan kepercayaan, nilai dan sikap. Karena disini kita para penonton dan peserta dalam acara tersebut, menafsirkan suatu hal dari apa yang biasa mereka alami dan rasakan. Sehingga menghasilkan suatu hal yang sesuai dengan yang mereka kehendaki. Kita percaya pada si ilustrator atau si pemadu bahwa kita dapat menemukan uang yang ada dalam 100 cup tersebut. Dan juga persepsi evaluatif, yaitu setelah mendapat sugesti mereka menjadi merasa apa yang mereka persepsikan adalah nyata.
Dan tayangan yang kedua persepsi terhadap lingkungan fisik. Kita merasa gambar tersebut seperti nyata padahal kenyataannya gambaran tersebut hanya sebuah lukisan dijalan yang lurus dan datar. Tetepi karena kita melihat dari sudut tertentu kita dapat melihat ada tebing es atau lubang es karena kita melihatnya sekilas saja. Dan juga termasuk Persepsi Dugaan, yaitu kita melihat hal dari dugaan kita. Semua ini juga tergantung dari sudut pandang kita.
I. TUGAS 9
RESUME
KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi adalah suatu cara bagi kita mengenal dan beradaptasi, juga memahami seseorang. Suatu Komunikasi itu bisa berupa simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih secara lisan, dan sistem kode verbal disebut (bahasa). Bahasa verbal sendiri adalah sarana untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud, melalui berbagai aspek realitas individu masing-masing. Seperti contohnya saat seseorang tidak dapat mengucapkan salah satu abjad dengan benar maka terkadang akan ada salah maksud atau misskomunikasi.
Dalam komunikasi ini apabila kita menyertakan budaya sebagai variable dalam abstraksi ini, maka problemnya akan semakin rumit. Karena setiap budaya memiliki bahasa sendiri-sendiri yang terkandang sulit kita pahami. Sebagai contohnya saat orang jawa dengan orang sunda berbincang menggunakan bahasa mereka masing-masing bisa saja menimbulkan suatu permasalahan yang lucu, dikarena bahasa daerah tersebut. Berbeda lagi jika orang jawa dengan orang jawa, maka dalam bercerita dan berbagi pengalaman akan lebih mudah. Maka di Indonesia khususnya dipakai bahasa Indonesia untuk mempersatukan suku-sukunya.
ASAL USUL BAHASA
Sampai saat ini belum ada teori yang diterima luas mengenai bagaimana bahasa itu muncul di permukaan bumi. Para teoritikus kontemporer mengatakan bahwa bahasa adalah ekstensi perilaku sosial. Bahasa juga bergantung pada perkembangakan kemampuan untuk menempatkan lidah saat berucap di berbagai lokasi untuk membuat suara kontras dan pas sesuai dengan situasinya. Kemampuan tersebut juga berhubungan dengan kemampuan mengartikulasikan isyarat nonverbal.
Hewan yang mirip manusia itu akhirnta punah pada kira-kira 35.000 tahun secara misterius. Sementara itu, “manusia modern” (Homo Sapiens), nenek moyang kita juga muncul secara misterius antara 90.000 dan 40.000 tahun lalu di Eropa. Dulu, Cro Magnon yaitu nenek moyang kita belum mampu menggunakan bahasa verbal, mereka berkomunikasi menggunakan simbol yang digambar di berbagai bidang, seperti tulang hewan, cadus dan dinding goa yang saat ini banyak ditemukan di Spanyol, dana Prancis Selatan. Hingga akhirnya pada 40.000 dan 35.000 tahun lalu mereka menggunakan bahasa lisan.
Lalu sekitar 5.000 tahun lalu, manusia akhirnya melakukan transisi komunikasi dengan memasuki era tulisan, sementara bahasa lisan pun terus berkembang. Penyebaran sistem tulisan akhirnya sampau juga ke Yunani. Bangsa inilah yang kemudian menyempurnakan dan menyederhanakan sistem tulisan. Dan menjelang 500 SM, mereka telah menggunakan alfabeth berterus ke Roma dan disempurnakan lagi, dan terus berkembang hingga kita sudah memasuki era cetak, era radioa, era televisi, era komputer hingga sekarnag era gadjet yang akan terus di sempurnakan oleh para penerus.
FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai (labeling) atau menjuluki seseorang, objek, dan peristwa. Penamaan adalah dimensi pertama yang awalnya dilakukan sesuka hati mereka, kemudia berkembang sesuai nama sejak lahir. Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi, penamaan (naming atau labeling) yang merujuk pada mengidentifikasi orang, obejek dan tindakan, kemudian interaksi yang lebih menekankan pada gagasan atau emosi yang mengundang simpati atau pengertian, dan terakhir transmisi informasi yang disampaikan manusia dan dapat menghubungkan masa kini dan masalalu juga masa depan. Ungkapan S.I. Hayakawan, “Kata itu bukan objek”, maka dari itu saat seseorang menggunakana kata yang berbeda bisa saja menimbulkan suatu masalah.
Bahasa itu sangat penting bagi manusia, dan memang harus dilatih dari kecil. Seperti pada tahun 1920-an seekor serigala “mengadopsi” dua anak manusia. Dan juga pada tahun 1940-an kasus Isabella berusia 6 tahun lahir dari seorang yang bisu dan tuli, dia juga dikurung di ruang gelap dan dipisahkan dari saudara-saudaranya. Ketika ditemukan dia hanya bisa berkoak-koak dengan suara parau, tapi setelah di rawat selama 2 tahun oleh dokter dan psikolog klinis akhirnya Isabella bisa berbicara normal. Itulah kenapa bahasa dan kehidupan sosial itu penting.
KETERBATASAN BAHASA
Komunikasi verbal sebenarnya hanya 35% dari keseluruhan komunikasi kita, dan ternyata bahasa itu terbatas.
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
Kata-kata adalah kategori untuk merujuk pada objek tertentu. Suatu kata hanya mewakili realitas, bukan realitas itu sendiri yang dapat disimpulkan bahwa kata-kata bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Kata-kata sifat dalam bahasa juga cenderung dikotomis, misalnya baik buruk, kaya miskin. Dalam hal ini sulit menempatkan kata yang pas, yang sesuai dengan yang dilihat dan dirasakan. Contohnya saat kita melihat gantungan kunci yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, tetapi bisa dengan gambar. Saat kita mencintai seseorang tapi tidak tahu cara menyampaikannya, kita hanya memberikan dia bunga.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual
Kata-kata bisa bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Hal yang memiliki banyak artian, seperti kira-kira, anu, tertentu dll. Contohnya saat kita membicarakan baju, dan modelnya kita kuranhg paham, terkadang kita mengatakan “anu... seperti rok panjang gitu lho”. Kebanyakan kata Anu itu sangat ambigu. Dan kata yang kontekstual sebenarnya mengisyarakatkan bahwa aturan-aturan baku dalam berbahasa tidaklah mutlak. Karena kata-kata bersifat kontekstual , terkadang sulit mencari padanan suatu kata dalam bahasa lain. Contohnya kata amis dalam bahasa Sunda berarti manis dalam lidah, bukan pandangan mata. Dan bahasa Jawa berarti bau yang seperti ikan asin (penciuman).
Kata-kata mengandung bias budaya
Bahasa terikat oleh kenteks budaya, bahsa dapat dipandang sebagai perluasan budaya. Menurut Hipotesis Sapir-Whorf ‘Teori Relativitas Linguistik’, sebenarnya setiap bahasa menunjukkan suatu dunia simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin dan kebutuhan pemakainya.
Percampuradukan fakta, penafsiran dan penilaian
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta(uraian), penafsiran(dugaan) dan penilaian. Kadang kita menilaia fakta dengan penafsiran yang salah, tetapi sebenarnya tidak seperti itu.
KERUMITAN MAKNA KATA
“Apa arti kata itu?”, kadang kita menganggap kata sebenarnya mengandung makna atau arti tertentu, padahal sebenarnya kitalah yang memberi arti dan makna itu. Makna muncul dari hubungan khusus antara kata (sebagai simbol verbal) dan manusia. Makna tidaklah melekat pada kata-kata melainkan kata-kata membangkitkan makna dalam pikiran orang. Seperti kita mengucapkan “saya suka kamu” yang berarti laki-laki yang mengatakan itu memiliki rasa suka kepada si perempuan atau laki-laki yang ada didepannya. Padahal dari si pengucap adalah bahwa dia menyukai sikap dan pikirannya. Itulah kerumitan makna kata, karena orang itu yang memberi makna bukan kata yang memiliki makna.
Bahasa Daerah vs Bahasa Daerah
Banyaknya kelompok budaya yang berbeda-beda maka banyak pula kata yang mirip tetapi memiliki arti dan makna berbeda di setiap daerahnya. Seperi contohnya orang jawa dan orang Bangkiang Riau, kata Ayu dalam bahasa jawa berarti ‘cantik’ dalam bahasa Riau ejaannya Ayiu berarti ‘Air’. Kata sama tetapi memiliki makna berbeda di setiap daerahnya, dan mungkin saja sama maknanya pula.
Bahasa Daerah vs Bahasa Indonesia
Beberapa kata dari bahasa daerah juga digunkan dalam bahasa Indonesia (atau bahasa Indonesia dalam dialek Betawi) atau sebaliknya akan sangat jauh berbeda, contohnya dalam Bahasa Indonesia “sok kamu, pulang duluan” yang berarti Sombong tapi dalam bahasa Sunda berarti Silahkan, dan kalimat itu bisa menimbulkan arti yang bertolak belakang bagi orang Sunda dan orang non-Sunda. Contoh lain “ojo dipidak, ndak mati tenan” dalam bahasa Jawa berarti pati atau mati, dalam bahasa Indonesia juga berart Mati.
Bahasa Indonesia vs Bahasa Malaysia
Suatu bangsa atau suku selalu menganggap bahasa merekalah yang benar dan terbaik, dan menganggap bahasa yang digunakan bangsa lain tidak alamiah, dan berfikir kenapa mereka tidak menggunakan bahasa yang benar dan semestinya. Contohnya orang malaysia mengatakan “Sepasang kelamin tinggal dirumah itu” yang artinya sepasang suami istri tinggal dirumah itu, dalam pikiran kita bangsa Indonesia yang menggunakan bahasa yang baku merasa janggal dan aneh. Tapi itulah keragaman bahasa.
Bahasa Daerah atau Indonesia vs Bahasa Asing
Terkadang ada beberapa kata yang sama antara bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa Asing, contohnya bahasa Jepang dengan bahasa Jawa Tai, bahasanya sama tetapi artinya berbeda dalam bahasa Jepang berarti kesatuan sedangkan dalam bahasa jawa berarti kotoran.
NAMA SEBAGAI SIMBOL
Seperti yang kita ketahuai dari awal bahwa penamaan adalah dimensi pertama dalam komunikasi verbal. Kita ketahuai kadang nama sendiri adalah suatu simbol pertama dan utama bagi seseorang. Simbol yang bisa dipahami orang lain, dan dapat melambangkan status, cita-rasa budaya, keturunan dan juga sebagai hoki. Nama pribadi adalah unsur terpenting identitas seseorang dalam masyarakat. Contoh teman saya memiliki nama depan Raden, nama tersebut sebagai tanda bahwa dia adalah kerabat atau keturanan Kraton Yogyakarta dan namanya memiliki sertifikat tersendiri dari karton.
Nama hewan juga bisa menjadi sebuah simbol juga, seperti contohnya nama Caty itu sebagai nama seekor kucing karena Cat berarti kucing, ada juga Dogy yang digunakan sebagai nama anjing. Itulah beberapa Nama adalah sebagai simbol si pemilik nama.
BAHASA GAUL
Orang-orang yang punya latar belakang sosial budaya berbeda maka cara mereka berbicara juga akan berbeda, intonasinya, dialek, kecepatan volume dan pastinya kosakata. Dan ada kata dan istilah yang memiliki makna juga arti masing-masing dan kekerasan pengucapannya juga berbeda. Contohnya teman saya dari Riau, kebanyakan orang Riau berbicara dengan cepat berbeda dengan kita yang orang jawa yang sering kali berbicara dengan pelan dan mantap.
Tetapi mereka berbicara sangat cepat dan sedikit belepotan. Dan juga ada kata yang memiliki arti khusus, unik, istimewa juga menyimpang. Seperti bahasa gaul anak zaman sekarang, suek, monster yang artinya raksasa, wtf yang merupakan singkatan dan mereka gunakan untuk mengumpat saat kesal. Kata-kata aneh dan janggal itu dianggap bahasa gaul.
Bahasa gay dan bahasa waria, bahasa kaum ini memang sedikit aneh dan yang menggunkana para bencong. Seperti ekong (aku), duta (uang) eke (aku) dll. Ada juga bahasa Waria, contohnya ike (aku), Diana (dia), HIV(hasrat ingin pipis) padahal kita tahu arti sebenarnya.
BAHASA WANITA VS BAHASA PRIA
Kita tahu bahwa Wanita dan Pria memiliki kosakata bahasa yang berbeda. Semua itu dikarenakan sosialisasi mereka yang berbeda, dan juga minat mereka yang berbeda sehingga kosakata mereka pun bebeda. Wanita lebih suka kata yang feminim, lebih banyak memiliki varian warna, juga lebih suka kata-kata sifat yang hambar. Wanita juga lebih suka bertanya dari pada pria, pria lebih suka bahasa yang ringan dan tidak berbelit belit. Tannen (1990) berpendapat bahwa wanita cenderung terlibat dalam “pembicaraan hubungan” sedangkan pria lebih cenderung dalam “pembicaraan laporan”.
RAGAM BAHASA INGGRIS
Bahasa inggris yang lebih universal pun ternyata tidak konsisten dalam ejaannya, pengucapannya, pilihan kata dan juga maknanya. Perkembangan bahasa Inggris menjadi beberapa ragam, Inggris-Inggris(British English), Inggris-Amerika, Inggris-Australia, Inggris-Filipina, Inggris-Singapura. Ragam bahasa Inggris ini, agar mudah dipahami dan kadang banyak bahasa Inggris yanng terlihat norak jika digunakan di Daerah tertentu dan menimbulkan bentrok dengan bahasa mereka. Juga kesulitan dalam pengucapannya.
PENGALIHAN BAHASA
Komunikasi dalam bahasa kadang menimbulkan selisih, maka kita perlu melakukan komunikasi yang efektif. Untuk melakukannya kita harus menguasai bahasa mitra komunikasi kita. Maka dalam hal ini kita perlu menguasa bahasa Inggris, agar perselisihan antar negara tidak terjadi. Tahun 1996 terjadi tabrakan di udara dikarena bahasa yang tidak bisa dipahami, dan kesalahan karena kurangnya komunikasi yang menimbulkan bencana juga pertikaian.
Berdasarkan asumsi bahwa bahasa adalah cermin suatu alam pikiran, dapat dimengerti bila istilah-istilah yang berkaitan dengan teknologi canggih dari negara asing seperti komputer yang terkesan ganjil. Maka itulah dipergunakan pengalihan bahasa, dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Maka dari itu kita perlu menguasai bahasa Inggris agar dapat berkomunikasi dimanapun dengan mudah dan tanpa ragu-ragu.
KOMUNIKASI KONTEKS-TINGGI VS KOMUNIKASI KONTEKS-RENDAH
Budaya konteks rendah ditandai dengan komunikasi konteks-rendah: pesan verbal dan eksplisit, gaya bicara langsung , lugas, terus terang. Contoh : komunikasi (program) komputer. Budaya konteks tinggi ditandai dengan komunikasi konteks-rendah: pesan bersifat implisit, tidak langsung dan tidak terus terang. Pesan yang sebenarnya mungkin tersembunyi dalam perilaku nonverbal pembicara. Pernyataan verbal bisa berbeda dengan pernyataan non verbalnya. Contoh : suku sunda-jawa yang berbicara berputar-putar tidak langsung pada inti masalahnya.
Orang Indonesia cenderung berbicara tidak langsung atau menggunakan komunikasi konteks tinggi demi untuk menjaga harmoni.Tetapi kecenderungan orang Indonesia yang berkata tidak langsung untuk menjaga Harmoni juga terjadi dikalangan elit politik. Kita sebisa mungkin menghindari konflik, kalaupun konflik terbuka dan terjadi, penyelesaiannya bisa dibantu pihak ketiga.
Makalah Relasi Napza (sosiologi)
RELASI NAPZA
BAB I
DESKRIPSI NAPZA
1.1 DEFINISI NAPZA
NAPZA merupakan singakatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, disebutkan pengertian narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Meskipun demikian, penting kiranya di ketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan.
1.2 JENIS – JENIS NAPZA
A. JENIS NARKOTIKA
Golongan I : Narkotika yang digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Seperti Heroin, Kokain, dan Ganja.
Golongan II : Digunakan sebagai pengobatan pilihan terakhir. Seperti Morfin dan Petidin.
Golongan III : Narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan dan terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Seperti Codein.
B. JENIS PSIKOTROPIKA
Golongan I : Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Seperti ekstasi.
Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan. Seperti Amphetamine.
Golongan III : Psikotropika berkhasiat pengobatan dan digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Seperti Phenobarbital.
Golongan IV : berkhasiat pengobatan yang sangat luas digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Seperti diazepam dan mitrazepam.
C. JENIS ZAT ADIKTIF
(1) Minuman alkohol, jika digunakan bersamaan bersama narkotika atau psikotropika akan memperkuat pengaruh obat atau zat itu dalam tubuh manusia.
(2) Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut)
Mudah menguap dan terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Contohnya : lem, tiner, penghapus cat kuku, dan bensin.
(3) Tembakau
Pemakaian temabakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Contohnya, pada penyalahguanaan rokok yang sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan narkoba.
1.3 SEJARAH NAPZA
Di Sumeria pada tahun 2000 SM, telah dikenal serbuk sari bunga opium atau candu atau yang biasa masyarakat sebut sebagai Hul Gill yang artinya obat yang menggembirakan. Hul Gill ini banyak tumbuh didaerah pegunungan dan dataran tinggi. Pada saat itu serbuk sari ini sudah diketahui memiliki fungsi sebagai obat tidur atau obat penghilang sakit saat dihirup.
Orang pada zaman dahulu menggunakan serbuk sari ini sebagai obat bius bagi seseorang yang mengalami luka serius agar ia tidak merasa sakit saat diobati dan juga digunakan sebagai obat tidur. Selain itu, serbuk sari bunga opium ini juga digunakan sebagai racun untuk berburu karena dapat membuat mangsa tertidur.
Di India dan Persia, Candu diperkenalkan oleh Alexander Agung pada tahun 330 SM. Candu ini digunakan untuk bumbu masakan yang bertujuan untuk relaksasi. Jika kita melihat ke belakang, pada masa orde baru penyalahgunaan narkoba sudah menjadi permasalahan yang serius dan semakin meningkat setiap tahunnya. Hingga pada akhirnya meledak dengan dibarengi krisis mata uang regional pada pertengahan tahun 1997.
Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia, maka Undang-Undang Anti Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah Undang-Undang Anti Narkotika nomor 22 Tahun 1997, menyusul dibuatnya Undang-Undang Psikotropika nomor 5 Tahun 1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai diatur pasal-pasal ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan pemberian sanksi terberat berupa hukuman mati.
Pemerintah dan DPR RI mengesahkan UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika dan UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika. Berdasarkan kedua UU tersebut, pemerintah yang dipimpin oleh presiden Abdurrahman Wahid, membentuk Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN) dengan Keputusan Presiden No. 116 Tahun 1999.
Badan Koordinasi Narkotika Nasional adalah suatu badan koordinasi penanggulangan narkoba yang beranggotakan 25 instansi pemerintahan terkait. BKNN dirasakan sudah tidak mampu lagi memadai ancaman bahaya narkoba yang semakin serius. Oleh karena itu, berdasarkan Keputusan Presiden No. 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional (BNN), maka ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2002 melalui siding umum MPR RI Tahun 2002 telah merekomendasikan kepada DPR RI dan Presiden RI untuk melakukan perubahan atas UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika. Oleh karena itu, pemerintah dan DPR RI mengesahkan UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika.
Menurut pasal 127 UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, menyebutkan bahwa yang terbukti sebagai korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Pada tahun 2014 ditetapkan sebagai tahun penyelamatan pengguna narkoba. Seluruh komponen yang berada di Badan Narkotika Nasional (BNN) bersatu padu untuk mensosialisasikan hal tersebut.
BAB II
ANALISIS SOSIAL
Dari hasil observasi yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menyebutkan bahwasannya narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
kami melakukan observasi ke Badan Narkotika Nasional (BNN) Yogyakarta. Perkembangan Narkotika di D.I Yogyakarta dari tahun 2012-2015 menurun hingga rangking ke-8 (angka coba pakai menurun) dari seluruh Indonesia. Mengingat Yogyakarta merupakan kota pelajar, banyak para pendatang terutama pelajar/mahasiswa yang memilih untuk melakukan studinya di Yogyakarta. Hal ini tentu membawa dampak terhadap meningkatnya jumlah penyalahgunaan NAPZA. Rata-rata pada saat operasi NAPZA, banyak yang tertangkap adalah dari kalangan pelajar/mahasiswa pendatang.
Ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan oleh BNN D.I Yogyakarta dalam melakukan operasi tangkap tangan. Pertama, mereka akan menggrebek kos-kosan yang dianggap berpotensi menggunakan NAPZA didalamnya. Kemudian apabila ditemukan barang bukti maka Tim operasi dari BNN akan melakukan Tes Urine untuk pemeriksaan awal. Apabila terbukti positif mengkonsumsi NAPZA, maka akan dilakukan pemeriksaan selanjutnya. Sebaliknya apabila hasil Tes Urine negatif, bukan berarti seseorang tersebut bebas dari NAPZA. Namun masih ada serangkain tes lainnya yang dapat dilakukan, seperti Tes Rambut dan Tes Darah.
Seseorang yang menggunakan NAPZA akan melalui proses rehabilitasi dan proses hukum, tergantung dari data yang didapatkan di lapangan. Apabila seseorang tersebut menyerahkan diri ke BNN dengan niat untuk sembuh, maka seseorang tersebut akan langsung di rehabilitasi dan tidak akan terkena sanksi hukum. Tetapi, apabila seseorang tertangkap pada saat operasi tangkap tangan, maka seseorang itu akan di pidana. Sedangkan untuk pengedar, di dalam UU No. 35 Tahun 2009 akan dikenakan hukuman mati. Selain melakukan operasi tangkap tangan, BNN juga bertanggung jawab untuk pencegahan penyalahgunaan NAPZA dengan menjalankan berbagai program seperti pemberdayaan masyarakat imun, membuat Tim SATGAS (Satuan Tugas) sebagai perpanjangan tangan dari BNN yang ditempatkan di sekolah-sekolah, lingkungan masyarakat, dan universitas.
Setelah itu, kami melakukan observasi dengan seorang narasumber yang merupakan pengguna/konsumen dari narkotika, narasumber mengaku bahwa ia mengkonsumsi narkotika karena beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor Individu
Penyalahgunaan NAPZA dapat dimulai dari dorongan dalam diri sendiri. Seperti rasa ingin tahu yang tinggi tentang narkotika. Narasumber mengaku awalnya mengkonsumsi narkotika hanya coba-coba saja namun lama kelamaan ia tertarik untuk mengkonsumsi narkotika secara terus menerus.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan baik di sekitar rumah, sekolah, atau teman sebayanya. Dalam lingkungan keluarganya narasumber mengaku hubungan dalam keluarganya kurang harmonis. Sedangkan, dalam lingkungan pergaulannya narasumber mengaku sering bekumpul dan bergaul dengan teman-teman yang juga sebagai pengguna/konsumen dan juga sebagai pengedar.
Narasumber mengaku apabila lingkungan sekitar dan keluarganya mengetahui hal ini, maka ia akan dianggap menyimpang dan menyalahi norma yang berlaku dalam lingkungan kehidupannya.
2.1 PARADIGMA SOSIAL
Sosiologi merupakan ilmu yang menelaah tentang masyarakat sebagai makhluk sosial. Didalam elemen sosiologi salah satunya adalah non etis yaitu yang tidak menyalahkan suatu realita sosial apapun.
Paradigma sosial merupakan pandangan mendasar tentang apa yang menjadi subjek matter (pokok persoalan) yang dipelajari suatu disiplin ilmu. Didalam sosiologi terdapat 3 paradigma yaitu :
A. PARADIGMA FAKTA SOSIAL
Pokok permasalahan yang menjadi pusat perhatian adalah fakta-fakta sosial yang pada garis besarnya terdiri atas 2 tipe, masing-masing struktur sosial (social structure) dan pranata sosial (social institution). Paradigma fakta sosial memandang bahwa penyalahgunaan NAPZA merupakan penggunaan senyawa psikotropika yang memiliki resiko kecanduan bagi penggunanya, dan penggunaannya diluar peruntukan dan dosis penggunanya yang tinggi.
Pranata sosial tersebut dibuktikan dengan adanya elemen-elemen dalam penyalahgunaan NAPZA. Elemen tersebut meliputi Pecandu, Pengedar, Bandar, Produsen, Oknum terselubung, Badan Narkotika Provinsi, Kepolisian, Publik Kesehatan, Publik Agama, Aktifis Anti Narkoba, LSM, dan Sekolah formal maupun non formal dan keluarga (kontra terhadap narkoba).
B. PARADIGMA DEFINISI SOSIAL
Tokoh sosiologi Max Weber mengartikan paradigma sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial antar hubungan sosial. Yang dimaksud tindakan sosial ialah tindakan individu sepanjang tindkan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya maupun orang lain.
Dalam paradigma definisi sosial penyalahgunaan NAPZA merupakan makna atau citra buruk terhadap diri seseorang yang melakukan tindakan tersebut. Karena masyarakat mengganggapnya sebagai tindakan yang merusak diri sendiri, serta menyebabkan citra buruk bagi bangsa.
C. PARADIGMA PERILAKU SOSIAL
Memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara individu dengan lingkugannya, dimana lingkungan itu terdiri atas bermacam-macam objek sosial dan bermacam-macam objek non sosial. Menurut paradigma ini, tingkah laku individu dan hubungannya dengan faktor-faktor sosial menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku.
Didalam paradigma perilaku sosial berasumsi bahwa penyalahgunaan NAPZA tentunya juga terdapat keuntungan, seperti ketenangan ( bagi pecandu) dan keuntungan materiil atau uang (bagi pengedar).
2.2 GRAND THEORY SOSIOLOGI
A. TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL
Teori fungsionalisme struktural mengutarakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian dan struktur-struktur yang saling berkaitan dan saling membutuhkan keseimbangan. Teori ini menilai bahwa semua sistem yang ada di dalam masyarakat pada hakikatnya mempunyai fungsi tersendiri. Suatu struktur akan berfungsi dan berpengaruh terhadap struktur yang lain. Maka dalam hal ini, semua peristiwa pada tingkat tertentu seperti peperangan, bentrok, bahkan sampai kemiskinan pun mempunyai fungsi tersendiri, dan pada dasarnya dibutuhkan dalam masyarakat . Pelopor teori ini adalah Robert K. Merton, beliau berpendapat bahwa obyek analisa sosiologi adalah fakta sosial, seperti proses sosial, organisasi kelompok, pengendali sosial, dan sebagainya. Suatu pranata atau sistem tertentu bisa dikatakan fungsional bagi suatu unit sosial tertentu, dan sebaliknya, suatu institusi juga bisa bersifat disfungsional bagi unit sosial yang lain. Penganut teori fungsional ini memandang bahwa segala pranata sosial yang ada dalam masyarakat itu bersifat fungsional dalam artian positif dan negative. Struktur fungsional yang berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA, antara lain :
1. Pengguna/Konsumen
Merupakan salah satu korban dari penyalahgunaan NAPZA. Pengguna secara fungsional telah memberikan peran kepada yang memproduksi, pengedar, dan badan yang berkaitan dengan masalah narkoba. Apabila tidak ada konsumen, maka akan terjadi disfungsional.
Motivasi para pengguna narkoba (yang diweb tahun 2011)
2. Pengedar
Pengedar biasanya mempunyai jaringan atau link tertentu untuk mengedarkan narkoba. Pengedar biasanya memanfaatkan para pengguna untuk melakukan bisnis gelap. Pengedar memberikan perannya kepada pengguna, Kurir, BNN, pihak kepolisian, ataupun kepada lapisan masyarakat.
3. Kurir Narkoba
Kurir adalah orang suruhan atau orang yang hanya mendistribusikan narkoba tanpa mengedarkan atau mengkonsumsi narkoba. Dengan adanya seorang kurir proses penyaluran narkotika dari seorang pengedar ke konsumen menjadi lebih mudah, jika peran seorang kurir narkotika di disfungsionalkan maka proses penyaluran bisa jadi menjadi lebih sulit.
4. Keluarga
Keluarga memberikan peran penting terhadap pribadi seseorang untuk dapat melakukn suatu hal termasuk menggunakan narotika. Jika Fungsi keluarga berjalan dengan baik maka perilaku seseorang dapat terkontrol dan tidak menyimpang, sebaliknya fungsi keluarga tidak berjalan dengan baik maka akan mendorong seseorang untuk berperilku menyimpang termasuk mengkonsumsi narkoba.
5. Teman
Selain keluarga lingkungan seperti teman memberikan perannya kepada seorang pengguna narkotika. Dari hasil observasi kami narasumber kami mengaku terdorong menggunakan narkotika karena di dorong lingkungan teman-temannya yang juga merupakan seorang pengguna dan pengedar. Oleh karenanya Fungsi teman turut berkontribusi dan masuk fungsional struktural dalam hal ini lingkup pengguna narkotika.
6. Guru atau Pemuka Agama
Pemuka agama tentu berpendapat bahwa penggunaan narkotika merupakan perilku yang menyimpang dan salah , dari segi pandangan agamapun narkotika di anggp sebagai barang haram. Oleh karenanya Fungsi seorang guru dan atau pemuka agama di perlukan dalam hal ini memberikan siraman rohani bagi setiap orang agar berpendirian teguh untuk tidak menggunakan narkotika.
7. BNN (Badan Narkotika Nasional)
Badan narkotika nasional merupakan badan yang bertugas dibidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaaan, dan peredaraan gelap narkotika. Jika peran BNN di disfungsionalkan maka akan terjadi peningkatan penggunaan narkotika dalam masyarakat.
8. Kepolisian
Kepolisian adalah badan yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Dalam penanggulangan narkoba polisi berperan dalam mengamankan dan menangkap para pelakunya, baik pengedar maupun pengguna / konsumen.
B. TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK
Teori Interaksionisme Simbolik menyatakan bahwa masyarakat dibuat menjadi nyata oleh interaksi antar individu yang hidup dan bekerja untuk membuat dunia sosial mereka bermakna. Teori ini menekankan hubungan yang kuat antara simbol dengan interaksi. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa individu merupakan partisipan aktif dan reflektif terhadap dunia sosialnya.
Individu tergerak untuk bertindak berdasarkan makna yang diberikannya pada orang, benda, dan peristiwa. Makna-makna ini diciptakan dalam bahasa baik yang digunakan dalam berkomunikasi dengan orang lain atau pun diri sendiri. Bahasa memberikan kesempatan bagi individu untuk mengembangkan perasaan mengenai diri dan berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sosial. Asumsi Dasar dalam teori ini yaitu Pentingnya makna bagi perilaku manusia, Pentingnya konsep mengenai diri, Hubungan antara individu dengan masyarakat.
Dalam teori ini, kita melihat adanya pihak-pihak yang pro dan kontra terhadap narkoba. Pihak-pihak tersebut antara lain:
Pihak Pro
1. Pengedar
Pengedar pro terhadap NAPZA karena disini para pengedar mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan ekonominya.
2. Pengguna/Konsumen
Para pengguna/konsumen sangat membutuhkan NAPZA apabila sudah mengalami ketergantungan. NAPZA sangat berperan penting untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
3. Kurir Narkoba
Kurir narkoba pro terhadap narkoba karena uang yang didapatkan lebih banyak dari pada ia bekerja mengandalkan UMR.
4. Petani Ganja
Para petani ganja pro terhadap narkoba karena dengan pekerjaannya itu ia dapat memenuhi kebutuhan kesehariannya.
5. Laboratorium
Laboratorium pro terhadap narkotika karena beberapa jenis narkotika itu dibutuhkan untuk medis.
6. Medis
Pihak medis pro terhadap narkotika karena dapat digunakan sebagai bahan ilmu pengetahuan dan untuk pengobatan. Seperti obat bius.
Pihak Kontra
1. Keluarga
Pihak keluarga kontra terhadap narkotika karena hal itu dapat mencemarkan nama baik keluarga, selain itu keluarga juga merasa bahwa mereka salah mendidik anaknya.
2. Pemuka Agama
Pemuka agama menganggap narkotika adalah hal yang dilarang dalam agama. Karena menurut para pemuka agama, narkoba sama halnya dengan khamar.
3. Kepolisian
Kepolisian kontra terhadap narkotika karena meresahkan masyarakat dan narkotika itu sendiri setiap harinya menelan korban secara terus menerus dari usia muda sampai usia tua.
4. Badan Narkotika Nasional (BNN)
Karena tugas dari BNN itu sendiri adalah untuk memberantas kasus narkoba. Secara otomatis hal ini juga menjadi salah satu faktor bahwa BNN merupakan lembaga yang secara tegas menolak adanya peredaran narkoba.
C. TEORI PERTUKARAN SOSIAL
Teori pertukaran sosial adalah teori yang berkaitan dengan tindakan sosial yang saling memberi atau menukar objek-objek yang mengandung nilai antar-individu berdasarkan tatanan sosial tertentu. Adapun objek yang dipertukarkan bukanlah benda nyata, melainkan hal-hal yang tidak nyata, menyangkut perasaan sakit, beban hidup, harapan, pencapaian sesuatu. Teori pertukaran sosial adalah teori yang berkaitan dengan tindakan sosial yang saling memberi atau menukar objek-objek yang mengandung nilai antar-individu berdasarkan tatanan sosial tertentu. Adapun objek yang dipertukarkan bukanlah benda nyata, melainkan hal-hal yang tidak nyata, menyangkut perasaan sakit, beban hidup, harapan, pencapaian sesuatu.
Dalam hal ini, seorang pecandu narkoba akan senantiasa bersikap baik kepada pengedar untuk mengantisipasi jika suatu saat mereka tidak memiliki uang, sehingga para pengedar bersedia memberikan pinjaman uang atau jangka waktu untuk membeli narkoba. Seorang pengedar senantiasa menjaga hubungan baik dengan para pengguna narkotika supaya para pengedar senantiasa memperoleh uang, semakin banyak pengguna maka semakin menambah keuntungan bagi para pengedar.
BNN, pemerintah, dan aktivis senantiasa melakukan pencegahan dan penanganan penyalahgunaan NAPZA, sehingga mereka dapat merasa bangga telah ikut serta menyelamatkan para generasi bangsa dan menyelamatkan bangsa yang mereka banggakan.
2.3 PANDANGAN NAPZA DALAM ISLAM
Sejatinya, masalah narkoba telah di respons para ulama di tanah air sejak 33 tahun lalu. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan fatwa haram terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkotika. Pada prinsipnya agama Islam melarang umatnya memasukkan bahan yang merugikan kesehatan jasmani, akal, dan jiwa ke dalam tubuh, terlebih penyalahgunaan narkoba.
Dalam fatwa haram, MUI menuntut agar para penjual, pengedar, dan penyelundupnya dihukum seberat-beratnya hingga hukuman mati. Narkotika diharamkan karena tidak sesuai dengan ajaran agama, para ulama fikih pun berpendapat narkoba sebagai obat bius pun hukumnya haram. Para ulama berpegang teguh kepada Al-Quran surah Al- Baqarah 195, An-Nisa 29, Al-Maidah 90. dan Al-a’raf 157.
Penyalahgunaan narkoba dinilai tidak sesuai dengan kepribadian serta filsafat hidup bangsa Indonesia, yakni pancasila.
BAB III
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil observasi dan hasil pemahaman kami sebagai penulis,maka penulis mengajukan rekomendasi yang dipandang bergunadan dapat dipertimbangkan agar dapat menekan tingginya angka penggunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) khususnya di Indonesia, yaitu :
1. Kepada Pemerintah
Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan, kami rekomendasikan agar memperkuat pengawasan hukum terlebih masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
2. Kepada Pengguna
Pengguna merupakan pihak yamg paling dirugikan oleh narkoba. Lebih baik jika dia sadar diri akan bahaya dari penyalahgunaan narkoba. Dimana itu akan berisiko atau berdampak buruk pada segi kesehatan dan segi ekonominya. Jika sudah menjadi ketergantungan maka segeralah menyerahkan diri ke pusat rehabilitasi (BNN) sebelum tertangkap dan dipidana.
3. Kepada Pengedar
Carilah pekerjan yang lebih halal dan tidak berisiko tinggi.
4. Kepada Pemuka Agama
Lebih sering lagi mengingatkan dan memberi tausiyah tentang bahaya narkoba agar masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan dan bahaya penggunaan narkoba.
5. Kepada Seluruh Staf Pengajar Pendidikan
Mensosialisasikan tentang bahaya penggunaan narkoba dikalangan anak didiknya khusunya para remaja.
DAFTAR PUSTAKA
(BUKU KELAS)
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/201
http://ensiklo.com/2015/09/memahami-teori-pertukaran-sosial/
BAB I
DESKRIPSI NAPZA
1.1 DEFINISI NAPZA
NAPZA merupakan singakatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, disebutkan pengertian narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Meskipun demikian, penting kiranya di ketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan.
1.2 JENIS – JENIS NAPZA
A. JENIS NARKOTIKA
Golongan I : Narkotika yang digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Seperti Heroin, Kokain, dan Ganja.
Golongan II : Digunakan sebagai pengobatan pilihan terakhir. Seperti Morfin dan Petidin.
Golongan III : Narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan dan terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Seperti Codein.
B. JENIS PSIKOTROPIKA
Golongan I : Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Seperti ekstasi.
Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan. Seperti Amphetamine.
Golongan III : Psikotropika berkhasiat pengobatan dan digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Seperti Phenobarbital.
Golongan IV : berkhasiat pengobatan yang sangat luas digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Seperti diazepam dan mitrazepam.
C. JENIS ZAT ADIKTIF
(1) Minuman alkohol, jika digunakan bersamaan bersama narkotika atau psikotropika akan memperkuat pengaruh obat atau zat itu dalam tubuh manusia.
(2) Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut)
Mudah menguap dan terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Contohnya : lem, tiner, penghapus cat kuku, dan bensin.
(3) Tembakau
Pemakaian temabakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Contohnya, pada penyalahguanaan rokok yang sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan narkoba.
1.3 SEJARAH NAPZA
Di Sumeria pada tahun 2000 SM, telah dikenal serbuk sari bunga opium atau candu atau yang biasa masyarakat sebut sebagai Hul Gill yang artinya obat yang menggembirakan. Hul Gill ini banyak tumbuh didaerah pegunungan dan dataran tinggi. Pada saat itu serbuk sari ini sudah diketahui memiliki fungsi sebagai obat tidur atau obat penghilang sakit saat dihirup.
Orang pada zaman dahulu menggunakan serbuk sari ini sebagai obat bius bagi seseorang yang mengalami luka serius agar ia tidak merasa sakit saat diobati dan juga digunakan sebagai obat tidur. Selain itu, serbuk sari bunga opium ini juga digunakan sebagai racun untuk berburu karena dapat membuat mangsa tertidur.
Di India dan Persia, Candu diperkenalkan oleh Alexander Agung pada tahun 330 SM. Candu ini digunakan untuk bumbu masakan yang bertujuan untuk relaksasi. Jika kita melihat ke belakang, pada masa orde baru penyalahgunaan narkoba sudah menjadi permasalahan yang serius dan semakin meningkat setiap tahunnya. Hingga pada akhirnya meledak dengan dibarengi krisis mata uang regional pada pertengahan tahun 1997.
Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia, maka Undang-Undang Anti Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah Undang-Undang Anti Narkotika nomor 22 Tahun 1997, menyusul dibuatnya Undang-Undang Psikotropika nomor 5 Tahun 1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai diatur pasal-pasal ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan pemberian sanksi terberat berupa hukuman mati.
Pemerintah dan DPR RI mengesahkan UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika dan UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika. Berdasarkan kedua UU tersebut, pemerintah yang dipimpin oleh presiden Abdurrahman Wahid, membentuk Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN) dengan Keputusan Presiden No. 116 Tahun 1999.
Badan Koordinasi Narkotika Nasional adalah suatu badan koordinasi penanggulangan narkoba yang beranggotakan 25 instansi pemerintahan terkait. BKNN dirasakan sudah tidak mampu lagi memadai ancaman bahaya narkoba yang semakin serius. Oleh karena itu, berdasarkan Keputusan Presiden No. 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional (BNN), maka ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2002 melalui siding umum MPR RI Tahun 2002 telah merekomendasikan kepada DPR RI dan Presiden RI untuk melakukan perubahan atas UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika. Oleh karena itu, pemerintah dan DPR RI mengesahkan UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika.
Menurut pasal 127 UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, menyebutkan bahwa yang terbukti sebagai korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Pada tahun 2014 ditetapkan sebagai tahun penyelamatan pengguna narkoba. Seluruh komponen yang berada di Badan Narkotika Nasional (BNN) bersatu padu untuk mensosialisasikan hal tersebut.
BAB II
ANALISIS SOSIAL
Dari hasil observasi yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menyebutkan bahwasannya narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
kami melakukan observasi ke Badan Narkotika Nasional (BNN) Yogyakarta. Perkembangan Narkotika di D.I Yogyakarta dari tahun 2012-2015 menurun hingga rangking ke-8 (angka coba pakai menurun) dari seluruh Indonesia. Mengingat Yogyakarta merupakan kota pelajar, banyak para pendatang terutama pelajar/mahasiswa yang memilih untuk melakukan studinya di Yogyakarta. Hal ini tentu membawa dampak terhadap meningkatnya jumlah penyalahgunaan NAPZA. Rata-rata pada saat operasi NAPZA, banyak yang tertangkap adalah dari kalangan pelajar/mahasiswa pendatang.
Ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan oleh BNN D.I Yogyakarta dalam melakukan operasi tangkap tangan. Pertama, mereka akan menggrebek kos-kosan yang dianggap berpotensi menggunakan NAPZA didalamnya. Kemudian apabila ditemukan barang bukti maka Tim operasi dari BNN akan melakukan Tes Urine untuk pemeriksaan awal. Apabila terbukti positif mengkonsumsi NAPZA, maka akan dilakukan pemeriksaan selanjutnya. Sebaliknya apabila hasil Tes Urine negatif, bukan berarti seseorang tersebut bebas dari NAPZA. Namun masih ada serangkain tes lainnya yang dapat dilakukan, seperti Tes Rambut dan Tes Darah.
Seseorang yang menggunakan NAPZA akan melalui proses rehabilitasi dan proses hukum, tergantung dari data yang didapatkan di lapangan. Apabila seseorang tersebut menyerahkan diri ke BNN dengan niat untuk sembuh, maka seseorang tersebut akan langsung di rehabilitasi dan tidak akan terkena sanksi hukum. Tetapi, apabila seseorang tertangkap pada saat operasi tangkap tangan, maka seseorang itu akan di pidana. Sedangkan untuk pengedar, di dalam UU No. 35 Tahun 2009 akan dikenakan hukuman mati. Selain melakukan operasi tangkap tangan, BNN juga bertanggung jawab untuk pencegahan penyalahgunaan NAPZA dengan menjalankan berbagai program seperti pemberdayaan masyarakat imun, membuat Tim SATGAS (Satuan Tugas) sebagai perpanjangan tangan dari BNN yang ditempatkan di sekolah-sekolah, lingkungan masyarakat, dan universitas.
Setelah itu, kami melakukan observasi dengan seorang narasumber yang merupakan pengguna/konsumen dari narkotika, narasumber mengaku bahwa ia mengkonsumsi narkotika karena beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor Individu
Penyalahgunaan NAPZA dapat dimulai dari dorongan dalam diri sendiri. Seperti rasa ingin tahu yang tinggi tentang narkotika. Narasumber mengaku awalnya mengkonsumsi narkotika hanya coba-coba saja namun lama kelamaan ia tertarik untuk mengkonsumsi narkotika secara terus menerus.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan baik di sekitar rumah, sekolah, atau teman sebayanya. Dalam lingkungan keluarganya narasumber mengaku hubungan dalam keluarganya kurang harmonis. Sedangkan, dalam lingkungan pergaulannya narasumber mengaku sering bekumpul dan bergaul dengan teman-teman yang juga sebagai pengguna/konsumen dan juga sebagai pengedar.
Narasumber mengaku apabila lingkungan sekitar dan keluarganya mengetahui hal ini, maka ia akan dianggap menyimpang dan menyalahi norma yang berlaku dalam lingkungan kehidupannya.
2.1 PARADIGMA SOSIAL
Sosiologi merupakan ilmu yang menelaah tentang masyarakat sebagai makhluk sosial. Didalam elemen sosiologi salah satunya adalah non etis yaitu yang tidak menyalahkan suatu realita sosial apapun.
Paradigma sosial merupakan pandangan mendasar tentang apa yang menjadi subjek matter (pokok persoalan) yang dipelajari suatu disiplin ilmu. Didalam sosiologi terdapat 3 paradigma yaitu :
A. PARADIGMA FAKTA SOSIAL
Pokok permasalahan yang menjadi pusat perhatian adalah fakta-fakta sosial yang pada garis besarnya terdiri atas 2 tipe, masing-masing struktur sosial (social structure) dan pranata sosial (social institution). Paradigma fakta sosial memandang bahwa penyalahgunaan NAPZA merupakan penggunaan senyawa psikotropika yang memiliki resiko kecanduan bagi penggunanya, dan penggunaannya diluar peruntukan dan dosis penggunanya yang tinggi.
Pranata sosial tersebut dibuktikan dengan adanya elemen-elemen dalam penyalahgunaan NAPZA. Elemen tersebut meliputi Pecandu, Pengedar, Bandar, Produsen, Oknum terselubung, Badan Narkotika Provinsi, Kepolisian, Publik Kesehatan, Publik Agama, Aktifis Anti Narkoba, LSM, dan Sekolah formal maupun non formal dan keluarga (kontra terhadap narkoba).
B. PARADIGMA DEFINISI SOSIAL
Tokoh sosiologi Max Weber mengartikan paradigma sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial antar hubungan sosial. Yang dimaksud tindakan sosial ialah tindakan individu sepanjang tindkan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya maupun orang lain.
Dalam paradigma definisi sosial penyalahgunaan NAPZA merupakan makna atau citra buruk terhadap diri seseorang yang melakukan tindakan tersebut. Karena masyarakat mengganggapnya sebagai tindakan yang merusak diri sendiri, serta menyebabkan citra buruk bagi bangsa.
C. PARADIGMA PERILAKU SOSIAL
Memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara individu dengan lingkugannya, dimana lingkungan itu terdiri atas bermacam-macam objek sosial dan bermacam-macam objek non sosial. Menurut paradigma ini, tingkah laku individu dan hubungannya dengan faktor-faktor sosial menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku.
Didalam paradigma perilaku sosial berasumsi bahwa penyalahgunaan NAPZA tentunya juga terdapat keuntungan, seperti ketenangan ( bagi pecandu) dan keuntungan materiil atau uang (bagi pengedar).
2.2 GRAND THEORY SOSIOLOGI
A. TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL
Teori fungsionalisme struktural mengutarakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian dan struktur-struktur yang saling berkaitan dan saling membutuhkan keseimbangan. Teori ini menilai bahwa semua sistem yang ada di dalam masyarakat pada hakikatnya mempunyai fungsi tersendiri. Suatu struktur akan berfungsi dan berpengaruh terhadap struktur yang lain. Maka dalam hal ini, semua peristiwa pada tingkat tertentu seperti peperangan, bentrok, bahkan sampai kemiskinan pun mempunyai fungsi tersendiri, dan pada dasarnya dibutuhkan dalam masyarakat . Pelopor teori ini adalah Robert K. Merton, beliau berpendapat bahwa obyek analisa sosiologi adalah fakta sosial, seperti proses sosial, organisasi kelompok, pengendali sosial, dan sebagainya. Suatu pranata atau sistem tertentu bisa dikatakan fungsional bagi suatu unit sosial tertentu, dan sebaliknya, suatu institusi juga bisa bersifat disfungsional bagi unit sosial yang lain. Penganut teori fungsional ini memandang bahwa segala pranata sosial yang ada dalam masyarakat itu bersifat fungsional dalam artian positif dan negative. Struktur fungsional yang berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA, antara lain :
1. Pengguna/Konsumen
Merupakan salah satu korban dari penyalahgunaan NAPZA. Pengguna secara fungsional telah memberikan peran kepada yang memproduksi, pengedar, dan badan yang berkaitan dengan masalah narkoba. Apabila tidak ada konsumen, maka akan terjadi disfungsional.
Motivasi para pengguna narkoba (yang diweb tahun 2011)
2. Pengedar
Pengedar biasanya mempunyai jaringan atau link tertentu untuk mengedarkan narkoba. Pengedar biasanya memanfaatkan para pengguna untuk melakukan bisnis gelap. Pengedar memberikan perannya kepada pengguna, Kurir, BNN, pihak kepolisian, ataupun kepada lapisan masyarakat.
3. Kurir Narkoba
Kurir adalah orang suruhan atau orang yang hanya mendistribusikan narkoba tanpa mengedarkan atau mengkonsumsi narkoba. Dengan adanya seorang kurir proses penyaluran narkotika dari seorang pengedar ke konsumen menjadi lebih mudah, jika peran seorang kurir narkotika di disfungsionalkan maka proses penyaluran bisa jadi menjadi lebih sulit.
4. Keluarga
Keluarga memberikan peran penting terhadap pribadi seseorang untuk dapat melakukn suatu hal termasuk menggunakan narotika. Jika Fungsi keluarga berjalan dengan baik maka perilaku seseorang dapat terkontrol dan tidak menyimpang, sebaliknya fungsi keluarga tidak berjalan dengan baik maka akan mendorong seseorang untuk berperilku menyimpang termasuk mengkonsumsi narkoba.
5. Teman
Selain keluarga lingkungan seperti teman memberikan perannya kepada seorang pengguna narkotika. Dari hasil observasi kami narasumber kami mengaku terdorong menggunakan narkotika karena di dorong lingkungan teman-temannya yang juga merupakan seorang pengguna dan pengedar. Oleh karenanya Fungsi teman turut berkontribusi dan masuk fungsional struktural dalam hal ini lingkup pengguna narkotika.
6. Guru atau Pemuka Agama
Pemuka agama tentu berpendapat bahwa penggunaan narkotika merupakan perilku yang menyimpang dan salah , dari segi pandangan agamapun narkotika di anggp sebagai barang haram. Oleh karenanya Fungsi seorang guru dan atau pemuka agama di perlukan dalam hal ini memberikan siraman rohani bagi setiap orang agar berpendirian teguh untuk tidak menggunakan narkotika.
7. BNN (Badan Narkotika Nasional)
Badan narkotika nasional merupakan badan yang bertugas dibidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaaan, dan peredaraan gelap narkotika. Jika peran BNN di disfungsionalkan maka akan terjadi peningkatan penggunaan narkotika dalam masyarakat.
8. Kepolisian
Kepolisian adalah badan yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Dalam penanggulangan narkoba polisi berperan dalam mengamankan dan menangkap para pelakunya, baik pengedar maupun pengguna / konsumen.
B. TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK
Teori Interaksionisme Simbolik menyatakan bahwa masyarakat dibuat menjadi nyata oleh interaksi antar individu yang hidup dan bekerja untuk membuat dunia sosial mereka bermakna. Teori ini menekankan hubungan yang kuat antara simbol dengan interaksi. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa individu merupakan partisipan aktif dan reflektif terhadap dunia sosialnya.
Individu tergerak untuk bertindak berdasarkan makna yang diberikannya pada orang, benda, dan peristiwa. Makna-makna ini diciptakan dalam bahasa baik yang digunakan dalam berkomunikasi dengan orang lain atau pun diri sendiri. Bahasa memberikan kesempatan bagi individu untuk mengembangkan perasaan mengenai diri dan berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sosial. Asumsi Dasar dalam teori ini yaitu Pentingnya makna bagi perilaku manusia, Pentingnya konsep mengenai diri, Hubungan antara individu dengan masyarakat.
Dalam teori ini, kita melihat adanya pihak-pihak yang pro dan kontra terhadap narkoba. Pihak-pihak tersebut antara lain:
Pihak Pro
1. Pengedar
Pengedar pro terhadap NAPZA karena disini para pengedar mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan ekonominya.
2. Pengguna/Konsumen
Para pengguna/konsumen sangat membutuhkan NAPZA apabila sudah mengalami ketergantungan. NAPZA sangat berperan penting untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
3. Kurir Narkoba
Kurir narkoba pro terhadap narkoba karena uang yang didapatkan lebih banyak dari pada ia bekerja mengandalkan UMR.
4. Petani Ganja
Para petani ganja pro terhadap narkoba karena dengan pekerjaannya itu ia dapat memenuhi kebutuhan kesehariannya.
5. Laboratorium
Laboratorium pro terhadap narkotika karena beberapa jenis narkotika itu dibutuhkan untuk medis.
6. Medis
Pihak medis pro terhadap narkotika karena dapat digunakan sebagai bahan ilmu pengetahuan dan untuk pengobatan. Seperti obat bius.
Pihak Kontra
1. Keluarga
Pihak keluarga kontra terhadap narkotika karena hal itu dapat mencemarkan nama baik keluarga, selain itu keluarga juga merasa bahwa mereka salah mendidik anaknya.
2. Pemuka Agama
Pemuka agama menganggap narkotika adalah hal yang dilarang dalam agama. Karena menurut para pemuka agama, narkoba sama halnya dengan khamar.
3. Kepolisian
Kepolisian kontra terhadap narkotika karena meresahkan masyarakat dan narkotika itu sendiri setiap harinya menelan korban secara terus menerus dari usia muda sampai usia tua.
4. Badan Narkotika Nasional (BNN)
Karena tugas dari BNN itu sendiri adalah untuk memberantas kasus narkoba. Secara otomatis hal ini juga menjadi salah satu faktor bahwa BNN merupakan lembaga yang secara tegas menolak adanya peredaran narkoba.
C. TEORI PERTUKARAN SOSIAL
Teori pertukaran sosial adalah teori yang berkaitan dengan tindakan sosial yang saling memberi atau menukar objek-objek yang mengandung nilai antar-individu berdasarkan tatanan sosial tertentu. Adapun objek yang dipertukarkan bukanlah benda nyata, melainkan hal-hal yang tidak nyata, menyangkut perasaan sakit, beban hidup, harapan, pencapaian sesuatu. Teori pertukaran sosial adalah teori yang berkaitan dengan tindakan sosial yang saling memberi atau menukar objek-objek yang mengandung nilai antar-individu berdasarkan tatanan sosial tertentu. Adapun objek yang dipertukarkan bukanlah benda nyata, melainkan hal-hal yang tidak nyata, menyangkut perasaan sakit, beban hidup, harapan, pencapaian sesuatu.
Dalam hal ini, seorang pecandu narkoba akan senantiasa bersikap baik kepada pengedar untuk mengantisipasi jika suatu saat mereka tidak memiliki uang, sehingga para pengedar bersedia memberikan pinjaman uang atau jangka waktu untuk membeli narkoba. Seorang pengedar senantiasa menjaga hubungan baik dengan para pengguna narkotika supaya para pengedar senantiasa memperoleh uang, semakin banyak pengguna maka semakin menambah keuntungan bagi para pengedar.
BNN, pemerintah, dan aktivis senantiasa melakukan pencegahan dan penanganan penyalahgunaan NAPZA, sehingga mereka dapat merasa bangga telah ikut serta menyelamatkan para generasi bangsa dan menyelamatkan bangsa yang mereka banggakan.
2.3 PANDANGAN NAPZA DALAM ISLAM
Sejatinya, masalah narkoba telah di respons para ulama di tanah air sejak 33 tahun lalu. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan fatwa haram terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkotika. Pada prinsipnya agama Islam melarang umatnya memasukkan bahan yang merugikan kesehatan jasmani, akal, dan jiwa ke dalam tubuh, terlebih penyalahgunaan narkoba.
Dalam fatwa haram, MUI menuntut agar para penjual, pengedar, dan penyelundupnya dihukum seberat-beratnya hingga hukuman mati. Narkotika diharamkan karena tidak sesuai dengan ajaran agama, para ulama fikih pun berpendapat narkoba sebagai obat bius pun hukumnya haram. Para ulama berpegang teguh kepada Al-Quran surah Al- Baqarah 195, An-Nisa 29, Al-Maidah 90. dan Al-a’raf 157.
Penyalahgunaan narkoba dinilai tidak sesuai dengan kepribadian serta filsafat hidup bangsa Indonesia, yakni pancasila.
BAB III
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil observasi dan hasil pemahaman kami sebagai penulis,maka penulis mengajukan rekomendasi yang dipandang bergunadan dapat dipertimbangkan agar dapat menekan tingginya angka penggunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) khususnya di Indonesia, yaitu :
1. Kepada Pemerintah
Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan, kami rekomendasikan agar memperkuat pengawasan hukum terlebih masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
2. Kepada Pengguna
Pengguna merupakan pihak yamg paling dirugikan oleh narkoba. Lebih baik jika dia sadar diri akan bahaya dari penyalahgunaan narkoba. Dimana itu akan berisiko atau berdampak buruk pada segi kesehatan dan segi ekonominya. Jika sudah menjadi ketergantungan maka segeralah menyerahkan diri ke pusat rehabilitasi (BNN) sebelum tertangkap dan dipidana.
3. Kepada Pengedar
Carilah pekerjan yang lebih halal dan tidak berisiko tinggi.
4. Kepada Pemuka Agama
Lebih sering lagi mengingatkan dan memberi tausiyah tentang bahaya narkoba agar masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan dan bahaya penggunaan narkoba.
5. Kepada Seluruh Staf Pengajar Pendidikan
Mensosialisasikan tentang bahaya penggunaan narkoba dikalangan anak didiknya khusunya para remaja.
DAFTAR PUSTAKA
(BUKU KELAS)
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/201
http://ensiklo.com/2015/09/memahami-teori-pertukaran-sosial/
Pengantar Study Islam
- BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa isu penting yang banyak menimbulkan perdebatan di kalangan ahli dan masyarakat adalah pluralisme, fundamentalisme,feminisme dan HAM. Isu-isu ini muncul tidak hanya di dunia Barat, melainkan juga di dunia Islam. Di dunia Islam, isu-isu tersebut memang memunculkan banyak perdebatan.
Pluralisme, misalnya, selalu menjadi problem di dunia Islam. Persoalan ini muncul karena sebagian besar masih belum memahami secara sungguh-sungguh arti pentingnya pluralisme, sehingga dampak dari ketidak pahaman mengenai pluralisme tersebut telah memicu konflik yang tidak jarang mengatasnamakan agama atau Tuhan.
Di Indonesia, hampir setiap tahun terjadi ketegangan,kadang kerusuhan akibat dari sentimen antar umat beragama. Oleh karena itu, isu pluralisme menjadi sangat penting untuk di diskusikanlebih jauh guna Merespons Kehidupan beragama dewasa ini.
Selain itu, paham fundamentalisme juga akan dibahas dalam makalah karena muncul image bahwa paham ini banyak menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya dalam rang ka memurnikan ajaran agama yang dianggap telah menyeleweng dari tatanan-tatanan nilainya. Fundamentalisme selalu muncul pada seluruh agama-agama besar di dunia.
Hak Asasi Manusia menjadi sebuah term yang global yang menempati posisi penting dalam hubungan antara individu dengan masyarakat dunia. Lahirnya HAM tidak bisa dilepaskan dari pergulatan modern yang harus menghadapi pengaturan negara dan semakin meningkatnya kesadaran akan fungsi negara bagi perlindungan individu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah isu-isu aktual yang berkembang pada umat islam saat ini?
2. Bagaimana sikap danpemahaman umat Islam tentangisu-isu tersebut?
3. Bagaimana solusi dari isu-isu aktual yang berkembang di tengah-tengah masyarakat tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PLURALISME
1. Pengertian Pluralisme
Secara etimologi pluralisme berasal dari kata “plural” (inggris) yang berarti lebih dari satu atau banyak dan berkenaan dengan keanekaragaman dan “ isme” Yang Berarti paham. Dengan demikian pluralisme berarti paham kemajemukan. Kehidupan Indonesia secara faktual menunjukkan kehidupan yang plural, karenanya sikap dasar yang harus dilakukan dan dikembangkan adalah sikap bersedia untuk menghargai adanya perbedaan masing-masing anggota masyarakat.
Dan perbedaan dipandang sebagai hak fundamental dari setiao anggota masyarakat. Karenanya langkah selanjutnya adalah masyarakat itu sendiri yang menuntut kepada anggotanya untuk menjaga, menghargai dan menumbuhkan adanya perbedaan itu.
Ada dua perspektif dalam memahami pluralisme. Para Anti Pluralis menganggap pluralisme sebagai menyamakan semua agama (sinkretik). Sedangkan orang yang pro dengan pluralisme memaknai pluralisme sebagai menghargai antar umat beragama, tidak menghakimi agama lain, serta tidak merasa agamanya paling benar. Wacana tentang pluralisme masih begitu penting karena masih terkait dengan hal penting dan sensitif yaitu masalah teologis. Tidak semua umat beragama sepakat mengatakan ada kebenaran lain di luar agamanya.
2. Pluralisme dalam Kajian Studi Islam
Musa Asy’arie menegaskan, bahwa sesungguhnya berbeda dengan orang lain bukanlah suatu kesalahan, kejahatan, namun sesuatu hal yang diperlukan. Berbeda dalam hal ini tentunya bukan asal berbeda, tetapi dipandang sebagai suatu realitas sosial yang fundamental, yang harus dihargai dan dijamin pertumbuhannya oleh masyarakat.
Dalam kaitannya dengan prularisme, Al-Qur’an, surat al-Hujurat ayat 13 menengaskan ; “Hai sekalian manusia, sesumgguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dana perempuan, dan kami jadikan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialag yang lebih takwa di antara kamu.” Ayat tersebut berarti kita sebagai umat manusia harus senantiasa memberlakukan perbedaan dan pluralisme secara arif. Yaitu untuk saling mengenal dan belajar atas adanya perbedaan dan pluralisme tersebut, untuk membangun dan memperkuat suatu hubungan dan ketakwaan kita.
Untuk mengelola agar perbedaan ini tidak menjadi usatu hal yang salah atau kearah destruktif, maka Al- Qur’an selanjutnya menganjurkan kepada kita untuk dapat menjaga dan mengembangkan musyawarah. Seperti dijelaskan dalam surah Ali Imran, ayat 159 : “Maka karena rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka, sekiranya engkau berlaku keras dan bekata kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari lingkunganmu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan. Maka apabila kamu telah membulatkan tekad, bertawakal-lah kepada Allah, sesungguhnya Allah menyukai oran-orang tawakal".
Musyawarah yang dianjurkan oleh Al-Qur’an adalah musyawarah yang dilakukan secara tulus dan ikhlas, bukan karena terpaksa dan untuk politik saja. Karenanya Al-Qur’an selanjutnya menggambarkan dengan konkret adanya ketulusan dalam musyawarah itu, dengan ditandai oleh adanya kesediaan untuk saling menerima pendapat, seperti dijelaskan pada surat az-Zumar ayat 18 menyatakan : “Mereka yang mendengarkan pendapat, lalu mengikuti pendapat yang lebih baik, mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang berakal.”
B. HAM dan Gender
1. Pengertian HAM dan Gender
Ada tiga prinsip kehidupan bernegara yang seringkali terkait dan lahir dari suatu filsafat politik setelah zaman pencerahan, yakni demokrasi, negara hukum dan perlindungan hak asasi manusia(HAM). Ketiga hal tersebut lahir pada abad ke-17 dan 18 Masehi sebagai reaksi atas keabsolutan kaum feodal dan kaum raja-raja yang mereka perintah atau pekerjakan. Dalam praktiknya, lapisan masyarakat bawah tampak sekali tidak mempunyai power atau hak-hak merdeka untuk menentukan nasib mereka, sehingga muncul penindasan dan pembunuhan.
Berbagai pola penindasan dan pembodohan yang dilakukan oleh kalangan pemodel dan kaum raja-raja yang berkuasa, maka timbuk suatu gerakan yang mendorong mereka keluar dari belenggu ketertindasannya. Disinlah kemudian muncul berbagai corak gerakan, seperti pemberontakan radikal atau revolusi sosial yang dilakukan atas keinginan terbebas dari semua penindasan dan pembodohan.
Strategi gerakan perempuan untuk mewujudkan keadilan sosial yang sejati dari perspektif kaum perempuan pada dasarnya telah ditempuh melalui berbagai strategi. Semua hal itu dilakukan untuk memperjuangkan hak kaum perempuan dari penindasan kaum laki-laki agar kaum perempuan dianggap setara dengan kaum laki-laki. Strategi yang pertama dilakukan adalah meningkatkan peran wanita atau konkretnya melibatkan kaum perempuan dalam pembangunan, ini sekitar tahun 1970-an yang disebut dengan Woman in Develompment(WID). Strategi kedua adalah melahirkan cara pandang baru yaitu Gender and Development(GAD) dan ini dinggap alternatif WID. Strategi yang ketiga adalah Mainstreaming, yang mengagendakan strategi percepatan terciptanya suatu keadilan gender di masyarakat luas. Kesetaraan gender dimaksudkan agar peran laki-laki dan perempuan sudah tidak dalam ruang subordinasi lagi tetapi kesetaraan, baik di wilayah domestik atau publik.
2. HAM dan Gender dalam Studi Islam
Abdurrahman Wahid menegaskan, bahwa manusia mempunyai posisi tinggi dalam kosmologi, sehingga ia harus diperlakukan secara profesional pada posisi yang mulia. Saat seseoranng hidup di dunia dia memiliki hak-hak yang di formulasikan dan dilindungi oleh hukum. Dan Allah juga menjadikan manusia itu sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Sebagaimana ditegaskan dalam surat al-Isra’ ayat 70 : “Dan sesungguhnya telah kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Ahmad Syafi’i Ma’arif mencatat, bahwa ada beberapa kemuliaan yang dianugerahkan Allah Swt kepada manusia. Pertama, Karamah fardiyah (kemuliaan individu), yang mempunyai pengertian bahwa Islam melindungi aspek kehidupan manusia seutuhnya. Kedua, Karamah ijtima’iyah (kemuliaan kolektif), yang mempunyai pengertian Islam menjamin sepenuhnya persamaan di antara individu-individu kecuali prestasi iman dan taqwa.
Filsafat Ilmu Komunikasi
Filsafat Ilmu Komunikasi
A. Revolusi Sains (Thomas Samuel Kuhn)
Thomas S. Kuhn lahir pada tanggal 18 Juli 1922 di Cincinnati, Oiho, Amerika Serikat. Thomas Kuhn merupakan filsuf pada era abad ke-20. Thomas Samuel Kuhn meninggal dunia pada 17 Juni 1996, dengan meninggalkan karya yang sangat populer yaitu The Structure of Scientific Revolutions. Paradigma Revolusi Sains, revolusi sains muncul karena adanya anomali dalam riset ilmiah yang makin parah dan munculnya krisis yang tidak dapat diselesaikan oleh paradigma yang menjadireferensi riset. Untuk mengatasi krisis, ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang lama sambil memperluas cara-cara itu atau mengembangkan sesuatu paradigma tandingan yang bisa memecahkan masalah dan membimbing riset berikutnya. Jika terwujud, maka lahirlah revolusi sains. Revolusi sains merupakan episode perkembangan non- kumulatif, diman paradima lama diganti sebagian atau seluruhya oleh paradigma baru yang bertentangan. Transformasi-transformasi paradigma yang berurutan dair paradigma yang satu ke paradigma yang lainnya melalui revolusi, adalah pola perkembangan yang biasa dari sains menuju sains normal bukanlah jalan bebas hambatan.
Menurut Kuhn perkembangan ilmu tidak secara komulatif atau evolusioner, tetapu secara revolusioner yakni membuang paradigma lama dan mengembalikan paradigma baru yang berlawanan. Paradigma baru tersebut dianggap dan diyakini lebih dapat memecahkan masalah untuk masa depan. Melalui revolusi sains inilah menurut kuhn revolusi akan terjadi. Apabila paradigma baru dapat diterima dan dapat bertahan dalam kurun waktu tertentu, maka ilmu yang baru dan kemungkinan akan ditemukan anomali-anomali dan terjadi krisis baru begitu seterusnya. Menurutnya tidak ada paradigma yang sempurna dan terbebas dari kelainan-kelainan. Sehingga konsekuensinya ilmu harus mengandung suatu cara untuk mendobrak keluar dari satu paradigma ke paradigma lain yang lebih baik, inilah funsi revolusi.
B. Filsafat Positivisme (Auguste Comte)
Isidore Marie Auguste Francois Xavier Comte, lahir di Montpellier, Perancis 17 Januari 1798. Pada tahun 181 Auguste Comte berguru pada Calude Henri de Rouvroy, seorang sosialis yang ide-idenya sangat berperan mempengaruhi pemikiran positivisme, marxisme, da Thorstein Veblen. Kemudia Auguste Comte meneliti filosofi positivisme. Salah satu karyanya yang berjudul Plan de Travaux Scientifiques Necessaires Pour Reorganuser la societe (Rencana studi ilmiah untuk pengaturan kembali masyarakat). Jika fenomena saat ini, yang terjadi di alam dilihat dari kacamata sains, maka harus diikuti fakta-fakta logis dan empiris yang menggunakan metode ilmiah, seperti eksperimen, observasi dan komparasi. Cara pandang sains menilai naif pada segala gejala diluar nalar. Akal dianggap tidak mencari sebab dan akhir sebuah kehidupan. Begitulah teori filsafat aliran positivisme yang menolak aktifitas yang berkaitan dengan teologis dan metafisik.
Aliran positivisme ini seolah-olah menolak keberadaan Tuhan, maupun metafisik. Atau paling tidak, boleh dikata dalam pandangan aliran ini Tuhan tak campur tangan dalam soal alam. Padahal Auguste Comte, filsuf yang menjadi tonggak aliran ini adalah ilmuan Perancis yang sebagian hidupnya berada dalam lingkungan keluarga Katolik yang taat. Filsafat Positivisme ini sudah ada sejak abad-19, berkembang sesudah berkembangnya filsafat teologi dan metafisik. Kehadiran filsafat positivisme tak serta merta menghapus atau menafsirkan aliran-aliran filsafat terdahulu. Filsafat positivisme menjadi salah satu aliran tersendiri yang menambah khasanah keilmuan dan metode berfikir.
Sebetulnya, aliran positivisme juga sudah dinilai dan dipandang oleh para penemuan terdahulu sebelum auguste comte. Seperti Immanuel Kant pada abad ke-17 dengan filsafat rasionalisme dan empirisme, aliran ini meyakini hanya perangkat inderawi manusia yang menggambarkan eksistensi segala hal.
Auguste comte juga mengatakan bahwa pengetahuan yang tidak berdasarkan fakta-fakta positif dan mendekatinya tidak dengan metode ilmu pengetahuan, itu fantasi atau spekulasi liar. Jenis pengetahuan spekulasi atau fantasi liar inilah yang disebut teologi dan metafisika. Menurutnya, semua gejala dan kejadian alam dijelaskan berdasarkan observasi, eksperimen, komparasi yang ketat dan teliti. Fungsi lain dari ilmu pengetahuan positif, yaitu di dalam dirinya sendiri mengandung alat untuk mencapai, baik kemajuan (progress) maupun ketertiban (order). Ia menyatakan bahwa kemajuan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan akan membawa manusia menuju masyarakat yang tertib, stabil, aman, dan harmoni.
3 asumsi dasar pengetahuan positiv oleh Auguste Comte : Asumsi Pertama, Ilmu pengetahuan harus bersifat objektif. Asumsi Kedua, ilmu pengetahuan hanya berurusan dengan hal-hal yang terjadi berulang kali, bukan berurusan dengan hal-hal yang unik dan terjadi satu kali karena hal tersebut untuk meramalkan sesuatu yang akan terjadi. Asumsi Ketiga, Ilmu pengetahuan menyoroti setiap kejadian alam dari antar hubungannya dengan kejadian alam yang lain.
Augute comte benar-benar hanya menempatkan ilmu pasti sebagai dasar dari filsafat karena ia memiliki dalil-dalil yang bersifat umum dan paling tidak diberi ruang dalam sistem Comte. Sedangkan soal agama, comte menciptakan suatu kristianitas yang baru berdasarkan dirinya sendiri. Ia mengelompokkan dalam 3 jenis agama. Pertama, agama sebagai penghormatan atas alam, dan semua adalah Tuhan. Kedua, agama merupakan penyembahan terhadap kaidah moral sebagai kekuasaan. Ketiga, agama adalah kekuasaan yang tidak terbatas yang terungkap dalam alam yang merupakan sumber dan akhir dari cita moral. Moralitas adalah hakikat dari benda-benda.
Filsafat positivisme juga berpengaruh ke filsafat hukum. Perkembangan hukum pun bisa ditarik alurnya mulai dari teologi, metafisik, hingga ke hukum positif. Walau dalam istilahnya dibagi dalam empat pembabakan, yaitu zaman purbakala, abad pertengahan, zaman renaissance dan zaman baru, hingga ke zaman modern ini, namun dalam karakternya memiliki kesamaan dengan filsafat pada umumnya.
Kaitan :
1. Modern
Keterkaitannya Revolusi Sains dengan filsafat modern, yaitu dari segi cara pandang dan penilaiannya. Dalam revolusi sains mengembangkan ilmu pengetahuan serta memunculkan paradigma dan pemahaman baru yang dapat merubah dunia. Sama seperti filsafat modern, yang mengalami perkembangan pesat berbagai kehidupan mausia, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan ekonomi.
Keterkaitannya dengan positivisme / positivistik, yaitu pada filsafat modern berkembang aliran yang salah satunya adalah materialisme, yaitu faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu. Aliran ini terkait dengan apa yang dikemukakan august comte, yaitu bahwa semua gejala dan kejadian alam dijelaskan berdasarkan observasi, eksperimen, komparasi yang ketat dan teliti, bukan berasal dari spekulasi dan fantasi yang liar saja. Serta dapat dikaitkan lagi dengan aliran Rasionalisme, yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
2. Ilmu barat
Keterkaitannya dengan pandangan auguste comte, yaitu sesuai dengan sumber ilmu yang dibatasi pada hal-hal empirik dan rasional, dan membuang wahyu. Dalam hal dan cara merumuskannya sama, begitu pula dengan thomas khun.
Terlebih lagi dengan adanya tulisan oleh Al-Attas, “Barat merumuskan pandangannya terhadap kebenaran dan realitas bukan berdasarkan kepada ilmu wahyu dan dasar-dasar keyakinan agama, tetapi kebudayaan yang diperkuat dengan dasar-dasar filosofis. Dasar-dasar filosofis ini berangkat dari dugaan (spekulasi) yang berkaitan hanya dengan kehidupan sekuler yang berpusat pada manusia sebagai diri jasmani dan hewan rasional manusia sebagai satu-satuya kekuatan yang akan menyingkap sendiri seluruh rahasia alam dan hubungannya dengan eksistensi, serta menyingkap hasil pemikiran spekulatif itu bagi perkembangan nilai etika dan moral yang berevolusi untuk membimbing dan mengatur kehidupannya.” Dalam kajian epistimologi di Barat, pembahasan tentang sumber ilmu melahirkan tiga mazhab utama, yaitu rasionalime, empirisme dan fenomenalisme kant.
Nah keterkaitannya dengan kedua pandangan dari tokoh Kuhn dan Comte memiliki kajian epistimologi yang sama.
3. Sumber ilmu menurut Islam
Mengapa saya menilai , kedua pandangan Thomas Kuhn dan August Comte memiliki keterkaitan dengan Islam, yaitu sesuai dengan pengetahuan islam yang dalam melihat kerangka epistimologinya, yang bahwa ada ayat yang mengandung pertanyaan. Nah dari sini, karena ayat mengandung pertanyaan, maka ayat ini secara implisit memberikam anjuran agar seseorang mempelajari metode untuk mendapatkan suatu pengetahuan. Dari pemahan itulah saya menganggap sumber ini terkait dengan kedua pandangan august comte dan thomas kuhn. Walau berbeda dari segi sumber ilmu, bahwa di islam sumbernya berdasarkan Al-Qur’an.
A. Revolusi Sains (Thomas Samuel Kuhn)
Thomas S. Kuhn lahir pada tanggal 18 Juli 1922 di Cincinnati, Oiho, Amerika Serikat. Thomas Kuhn merupakan filsuf pada era abad ke-20. Thomas Samuel Kuhn meninggal dunia pada 17 Juni 1996, dengan meninggalkan karya yang sangat populer yaitu The Structure of Scientific Revolutions. Paradigma Revolusi Sains, revolusi sains muncul karena adanya anomali dalam riset ilmiah yang makin parah dan munculnya krisis yang tidak dapat diselesaikan oleh paradigma yang menjadireferensi riset. Untuk mengatasi krisis, ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang lama sambil memperluas cara-cara itu atau mengembangkan sesuatu paradigma tandingan yang bisa memecahkan masalah dan membimbing riset berikutnya. Jika terwujud, maka lahirlah revolusi sains. Revolusi sains merupakan episode perkembangan non- kumulatif, diman paradima lama diganti sebagian atau seluruhya oleh paradigma baru yang bertentangan. Transformasi-transformasi paradigma yang berurutan dair paradigma yang satu ke paradigma yang lainnya melalui revolusi, adalah pola perkembangan yang biasa dari sains menuju sains normal bukanlah jalan bebas hambatan.
Menurut Kuhn perkembangan ilmu tidak secara komulatif atau evolusioner, tetapu secara revolusioner yakni membuang paradigma lama dan mengembalikan paradigma baru yang berlawanan. Paradigma baru tersebut dianggap dan diyakini lebih dapat memecahkan masalah untuk masa depan. Melalui revolusi sains inilah menurut kuhn revolusi akan terjadi. Apabila paradigma baru dapat diterima dan dapat bertahan dalam kurun waktu tertentu, maka ilmu yang baru dan kemungkinan akan ditemukan anomali-anomali dan terjadi krisis baru begitu seterusnya. Menurutnya tidak ada paradigma yang sempurna dan terbebas dari kelainan-kelainan. Sehingga konsekuensinya ilmu harus mengandung suatu cara untuk mendobrak keluar dari satu paradigma ke paradigma lain yang lebih baik, inilah funsi revolusi.
B. Filsafat Positivisme (Auguste Comte)
Isidore Marie Auguste Francois Xavier Comte, lahir di Montpellier, Perancis 17 Januari 1798. Pada tahun 181 Auguste Comte berguru pada Calude Henri de Rouvroy, seorang sosialis yang ide-idenya sangat berperan mempengaruhi pemikiran positivisme, marxisme, da Thorstein Veblen. Kemudia Auguste Comte meneliti filosofi positivisme. Salah satu karyanya yang berjudul Plan de Travaux Scientifiques Necessaires Pour Reorganuser la societe (Rencana studi ilmiah untuk pengaturan kembali masyarakat). Jika fenomena saat ini, yang terjadi di alam dilihat dari kacamata sains, maka harus diikuti fakta-fakta logis dan empiris yang menggunakan metode ilmiah, seperti eksperimen, observasi dan komparasi. Cara pandang sains menilai naif pada segala gejala diluar nalar. Akal dianggap tidak mencari sebab dan akhir sebuah kehidupan. Begitulah teori filsafat aliran positivisme yang menolak aktifitas yang berkaitan dengan teologis dan metafisik.
Aliran positivisme ini seolah-olah menolak keberadaan Tuhan, maupun metafisik. Atau paling tidak, boleh dikata dalam pandangan aliran ini Tuhan tak campur tangan dalam soal alam. Padahal Auguste Comte, filsuf yang menjadi tonggak aliran ini adalah ilmuan Perancis yang sebagian hidupnya berada dalam lingkungan keluarga Katolik yang taat. Filsafat Positivisme ini sudah ada sejak abad-19, berkembang sesudah berkembangnya filsafat teologi dan metafisik. Kehadiran filsafat positivisme tak serta merta menghapus atau menafsirkan aliran-aliran filsafat terdahulu. Filsafat positivisme menjadi salah satu aliran tersendiri yang menambah khasanah keilmuan dan metode berfikir.
Sebetulnya, aliran positivisme juga sudah dinilai dan dipandang oleh para penemuan terdahulu sebelum auguste comte. Seperti Immanuel Kant pada abad ke-17 dengan filsafat rasionalisme dan empirisme, aliran ini meyakini hanya perangkat inderawi manusia yang menggambarkan eksistensi segala hal.
Auguste comte juga mengatakan bahwa pengetahuan yang tidak berdasarkan fakta-fakta positif dan mendekatinya tidak dengan metode ilmu pengetahuan, itu fantasi atau spekulasi liar. Jenis pengetahuan spekulasi atau fantasi liar inilah yang disebut teologi dan metafisika. Menurutnya, semua gejala dan kejadian alam dijelaskan berdasarkan observasi, eksperimen, komparasi yang ketat dan teliti. Fungsi lain dari ilmu pengetahuan positif, yaitu di dalam dirinya sendiri mengandung alat untuk mencapai, baik kemajuan (progress) maupun ketertiban (order). Ia menyatakan bahwa kemajuan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan akan membawa manusia menuju masyarakat yang tertib, stabil, aman, dan harmoni.
3 asumsi dasar pengetahuan positiv oleh Auguste Comte : Asumsi Pertama, Ilmu pengetahuan harus bersifat objektif. Asumsi Kedua, ilmu pengetahuan hanya berurusan dengan hal-hal yang terjadi berulang kali, bukan berurusan dengan hal-hal yang unik dan terjadi satu kali karena hal tersebut untuk meramalkan sesuatu yang akan terjadi. Asumsi Ketiga, Ilmu pengetahuan menyoroti setiap kejadian alam dari antar hubungannya dengan kejadian alam yang lain.
Augute comte benar-benar hanya menempatkan ilmu pasti sebagai dasar dari filsafat karena ia memiliki dalil-dalil yang bersifat umum dan paling tidak diberi ruang dalam sistem Comte. Sedangkan soal agama, comte menciptakan suatu kristianitas yang baru berdasarkan dirinya sendiri. Ia mengelompokkan dalam 3 jenis agama. Pertama, agama sebagai penghormatan atas alam, dan semua adalah Tuhan. Kedua, agama merupakan penyembahan terhadap kaidah moral sebagai kekuasaan. Ketiga, agama adalah kekuasaan yang tidak terbatas yang terungkap dalam alam yang merupakan sumber dan akhir dari cita moral. Moralitas adalah hakikat dari benda-benda.
Filsafat positivisme juga berpengaruh ke filsafat hukum. Perkembangan hukum pun bisa ditarik alurnya mulai dari teologi, metafisik, hingga ke hukum positif. Walau dalam istilahnya dibagi dalam empat pembabakan, yaitu zaman purbakala, abad pertengahan, zaman renaissance dan zaman baru, hingga ke zaman modern ini, namun dalam karakternya memiliki kesamaan dengan filsafat pada umumnya.
Kaitan :
1. Modern
Keterkaitannya Revolusi Sains dengan filsafat modern, yaitu dari segi cara pandang dan penilaiannya. Dalam revolusi sains mengembangkan ilmu pengetahuan serta memunculkan paradigma dan pemahaman baru yang dapat merubah dunia. Sama seperti filsafat modern, yang mengalami perkembangan pesat berbagai kehidupan mausia, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan ekonomi.
Keterkaitannya dengan positivisme / positivistik, yaitu pada filsafat modern berkembang aliran yang salah satunya adalah materialisme, yaitu faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu. Aliran ini terkait dengan apa yang dikemukakan august comte, yaitu bahwa semua gejala dan kejadian alam dijelaskan berdasarkan observasi, eksperimen, komparasi yang ketat dan teliti, bukan berasal dari spekulasi dan fantasi yang liar saja. Serta dapat dikaitkan lagi dengan aliran Rasionalisme, yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
2. Ilmu barat
Keterkaitannya dengan pandangan auguste comte, yaitu sesuai dengan sumber ilmu yang dibatasi pada hal-hal empirik dan rasional, dan membuang wahyu. Dalam hal dan cara merumuskannya sama, begitu pula dengan thomas khun.
Terlebih lagi dengan adanya tulisan oleh Al-Attas, “Barat merumuskan pandangannya terhadap kebenaran dan realitas bukan berdasarkan kepada ilmu wahyu dan dasar-dasar keyakinan agama, tetapi kebudayaan yang diperkuat dengan dasar-dasar filosofis. Dasar-dasar filosofis ini berangkat dari dugaan (spekulasi) yang berkaitan hanya dengan kehidupan sekuler yang berpusat pada manusia sebagai diri jasmani dan hewan rasional manusia sebagai satu-satuya kekuatan yang akan menyingkap sendiri seluruh rahasia alam dan hubungannya dengan eksistensi, serta menyingkap hasil pemikiran spekulatif itu bagi perkembangan nilai etika dan moral yang berevolusi untuk membimbing dan mengatur kehidupannya.” Dalam kajian epistimologi di Barat, pembahasan tentang sumber ilmu melahirkan tiga mazhab utama, yaitu rasionalime, empirisme dan fenomenalisme kant.
Nah keterkaitannya dengan kedua pandangan dari tokoh Kuhn dan Comte memiliki kajian epistimologi yang sama.
3. Sumber ilmu menurut Islam
Mengapa saya menilai , kedua pandangan Thomas Kuhn dan August Comte memiliki keterkaitan dengan Islam, yaitu sesuai dengan pengetahuan islam yang dalam melihat kerangka epistimologinya, yang bahwa ada ayat yang mengandung pertanyaan. Nah dari sini, karena ayat mengandung pertanyaan, maka ayat ini secara implisit memberikam anjuran agar seseorang mempelajari metode untuk mendapatkan suatu pengetahuan. Dari pemahan itulah saya menganggap sumber ini terkait dengan kedua pandangan august comte dan thomas kuhn. Walau berbeda dari segi sumber ilmu, bahwa di islam sumbernya berdasarkan Al-Qur’an.
ASOSIASI PERTEKSTILAN INDONESIA API DKI JAYA
ASOSIASI PERTEKSTILAN INDONESIA
API DKI JAYA
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API DKI JAYA) adalah Asosiasi sektoral atau komunitas pertekstilan dari hulu sampai hilir yang bergerak dalam bidang industri dan perdagangan tekstil dan produk tekstil (TPT). API adalah organisasi pertekstilan non-pemerintah, non-profit, dan independen. API mempunyai komitmen untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja industri dan perdagangan TPT Nasional yang memiliki basis anggota di Jabodetabek dan sekitarnya.
API DKI JAYA didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juni 1974 oleh kalangan pengusaha TPT Indonesia. Tujuan didirikannya API adalah sebagai wadah bagi anggota untuk menyalurkan apresiasi dan juga memberikan konstribusi terhadap upaya pengembangan dan peningkatan mutu industri dan perdangangan TPT Indonesia yang di susun dan dirancang serta diputuskan setiap 3 tahun sekali di Musyawarah Nasional (Munas) API.
Anggota API pada tahun 2007 berjumlah 1070 perusahaan TPT (berskala besar dan menengah) yang terdiri dari industri fiber making (pembuat serat), industri spinning (pemintalan), industri weaving/knitting (pertenunan/perajutan), industri embroidery (pembordiran), industri dyeing/printing/finishing (pencelupan/percetakan/penyempurnaan), industri pembatikan termasuk kerajinan dan handycraft, industri garment (pakaian jadi), dan industri pembuatan tekstil jadi.
Aktivitas API DKI JAYA yang utama adalah membantu menyelsaikan permasalahan yang dihadapi perusahaan anggota di lapangan dalam menjalankan bsisnisnya termasuk menjalin kerjasama dengan pemerintah, pengusaha TPT, komunitas industri mesin TPT, asosiasi disainer, perguruan tinggi dan akademik, pers, pengamat dan pakar pertekstilan, dan stakholders pertekstilan lainnya dengan tujuan untuk pengembangan dan peningkatan isndutri dan perdagangan TPT nasional.
Sebagai organisasi pertekstilan di Indonesia, kantor utama API berkedudukan di Jakarta, yaitu Badan Pengurus Nasional (BPN) di Gedung Adhi Graha Lantai 16. Jalan Jend. Gatot Subroto Kaveling 56, Jakarta 12950, Indonesia,dan yang membawahi Badan Pengurus Propinsi (BPP) dan Komisariat Daerah.
Komisariat Daerah (Komda – Solo, Semarang, Pekalongan, Klaten) dimana 7 BPP (Jogjakarta, Bali, NTB, Lampung, Sumatera Barat, Riau, dan Sulawesi Selatan) merupakan basis industri TPT berskala kecil dan menengah termasuk UKM. Dan 5 BPP (DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengan, dan Jawa Timur) termasuk dalam skala besar dan menengah.
Perusahaan yang bergerak dalam industri atau perdagangan tekstil dapat mendaftar untuk mengembangkan usahanya melalui API DKI JAYA ini. Adapun informasi lebih lengkap di Gedung Adhi Graha Lantai 16. Jalan Jend. Gatot Subroto Kaveling 56, Jakarta 12950, Indonesia. Telp. (62-21) 5272171 Fax. (62-21) 5272166, E-mail : sekretariat@bpnapi.org , buscenter@bpnapi.org , Website : www.indonesiaspinners.com.
API DKI JAYA
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API DKI JAYA) adalah Asosiasi sektoral atau komunitas pertekstilan dari hulu sampai hilir yang bergerak dalam bidang industri dan perdagangan tekstil dan produk tekstil (TPT). API adalah organisasi pertekstilan non-pemerintah, non-profit, dan independen. API mempunyai komitmen untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja industri dan perdagangan TPT Nasional yang memiliki basis anggota di Jabodetabek dan sekitarnya.
API DKI JAYA didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juni 1974 oleh kalangan pengusaha TPT Indonesia. Tujuan didirikannya API adalah sebagai wadah bagi anggota untuk menyalurkan apresiasi dan juga memberikan konstribusi terhadap upaya pengembangan dan peningkatan mutu industri dan perdangangan TPT Indonesia yang di susun dan dirancang serta diputuskan setiap 3 tahun sekali di Musyawarah Nasional (Munas) API.
Anggota API pada tahun 2007 berjumlah 1070 perusahaan TPT (berskala besar dan menengah) yang terdiri dari industri fiber making (pembuat serat), industri spinning (pemintalan), industri weaving/knitting (pertenunan/perajutan), industri embroidery (pembordiran), industri dyeing/printing/finishing (pencelupan/percetakan/penyempurnaan), industri pembatikan termasuk kerajinan dan handycraft, industri garment (pakaian jadi), dan industri pembuatan tekstil jadi.
Aktivitas API DKI JAYA yang utama adalah membantu menyelsaikan permasalahan yang dihadapi perusahaan anggota di lapangan dalam menjalankan bsisnisnya termasuk menjalin kerjasama dengan pemerintah, pengusaha TPT, komunitas industri mesin TPT, asosiasi disainer, perguruan tinggi dan akademik, pers, pengamat dan pakar pertekstilan, dan stakholders pertekstilan lainnya dengan tujuan untuk pengembangan dan peningkatan isndutri dan perdagangan TPT nasional.
Sebagai organisasi pertekstilan di Indonesia, kantor utama API berkedudukan di Jakarta, yaitu Badan Pengurus Nasional (BPN) di Gedung Adhi Graha Lantai 16. Jalan Jend. Gatot Subroto Kaveling 56, Jakarta 12950, Indonesia,dan yang membawahi Badan Pengurus Propinsi (BPP) dan Komisariat Daerah.
Komisariat Daerah (Komda – Solo, Semarang, Pekalongan, Klaten) dimana 7 BPP (Jogjakarta, Bali, NTB, Lampung, Sumatera Barat, Riau, dan Sulawesi Selatan) merupakan basis industri TPT berskala kecil dan menengah termasuk UKM. Dan 5 BPP (DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengan, dan Jawa Timur) termasuk dalam skala besar dan menengah.
Perusahaan yang bergerak dalam industri atau perdagangan tekstil dapat mendaftar untuk mengembangkan usahanya melalui API DKI JAYA ini. Adapun informasi lebih lengkap di Gedung Adhi Graha Lantai 16. Jalan Jend. Gatot Subroto Kaveling 56, Jakarta 12950, Indonesia. Telp. (62-21) 5272171 Fax. (62-21) 5272166, E-mail : sekretariat@bpnapi.org , buscenter@bpnapi.org , Website : www.indonesiaspinners.com.
RESUME PERSPEKTIF DAN TEORI KOMUNIKASI
RESUME PERSPEKTIF DAN TEORI KOMUNIKASI
BAB I MEMAHAMI KOMUNIKASI SEBAGAI PRAKTIK, ILMU DAN TEORI
Komunikasi sudah ada sejak Nabi Adam dan Hawa diciptakan, tetapi ilmu komunikasi sejak 1948. Komunikasi secara praktik diartikan ‘mengisyaratkan Transfer Pesan dari seseorang kepada orang lain secara sengaja atau tidak sengaja’, face to face ataupun melalui media massa. Komunikasi diartikan sebagai ilmu mengandung filsafat ilmu ; ‘epistimologi, ontologi, aksiologi’ , metodologi, sistem dan universal nilai. Fenomena-fenomena yang akan menjadi ilmu itu dimulai dari pendekatan, studi, diskusi dan ilmu.
Laswell dan Shannon/ Weaver memunculkan / menyusun model komunikasi. Model komunikasi Laswell dikenal dengan SMCRE, Siapa Mengatakan apa, kepada siapa, melalui apa, menyimpulkan dampak. Model Shannon / Weaver hampir sama hanya berbeda pada gangguannya, / sumber gangguannya. Dari kedua model itu muncul berbagai teorisasi model-model komunikais, seperti model Gerbner (1956), model Newcomb (1953), model Westley (1957), model Jakobson (1960), dan model lainnya. Sejak itu pengertian komunikasi sebagai ilmu mulai dirintis dan akhirnya memberikan damoat besar bagi perkembangan ilmu komunikasi.
Ilmu komunikasi berdasarkan nalar logis yang yang diorganisir secara sistematis, metodologis dan dapat berlaku secara umum. Ada 15 komponen konseptual, yaitu ;
1. Simbol-simbol/verbal
2. Pengertian/pemahaman ( proses dinamis mengikuti keadaan).
3. Interaksi/hubungan/ peroses sosial (hubungan biologis).
4. Pengurangan rasa ketidakpastian (timbul karena kebutuhan-kebutuhan rasa ketidakpastian).
5. Proses (penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dll, melalui pengunaan simbol seperti kata-kata,dll).
6. Pengalihan/penyampaian/pertukaran
7. Menghubungkan/menggabungkan
8. Kebersamaan
9. Saluran/alat/jalur
10. Replikasi memori
11. Tanggapan diskriminatif
12. Stimuli
13. Tujuan/kesengajaan
14. Waktu/situasi
15. Kekuasaan/kekuatan.
Jonathan Turner menjelaskan teori dalam ilmu sosial “penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dari kenyatan yang dapat diamati yang berkaitan dengan aspek khusus dalam kehidupanmanusia. Sedangankan menurut Neuman teori adalah sistem gagasan dan abstraksi yang memadatkan dan mengorganisir berbagai pengetahuan manusia tentang dunia sosisla sehingga mempermudah pemahaman manusia tentang dunia sosial. Neuman juga menyampaikan bahwa teori ada 4 jenis ;
1. Berdasarkan penalaran
a. Deduktif yaitu pengambilan kesimpulan dari umum ke khusus.
b. Induktif yaitu pengambilan kesimpulan dari khusus ke umm.
2. Tingkat kenyataan sosial
a. Tingkat mikro (individu)
b. Tingkat meso (kelompok)
c. Tingkat makro (negara /sosial kebudayaan)
3. Berdasarkan isi penjelasannya
a. Substantif (spesifik tergatung isi)
b. Formal (berlaku universal)
4. Bentuk penjelasan
a. Penjelasan kausal (Teori x-y)
b. Penjelasan struktural (Menjelaskan realitas dengan struktur)
c. Penjelasan interpretatif (Mengungkap makna)
d. Kerangka teoritis (Menjelaskan siapa yang berkuasa)
Model dan manfaat teori/ kegunaannya, teori itu menyederhanakan, memudahkan, mengatasi realitas” sosial. Perkembangan teori ilmu komunikasi bersifat menyeluruh melingkupi sifat hirarkis (linier) berurutan, serentak, urutan dan menyebar serentak, memutar dan interaktif.
Memahami dan belajar berteori bermanfaat untuk :
a. Memberikan penjelasan hingga kita memahami seluruh bagian dari fenomena komunikasi.
b. tidak semua fenomena komunikasi dapat menjadi kajian ilmu komunikasi.
c. Lebih berfokus dalam memberikan interpretasi makna-makna komunikasi.
d. Meningkatkan kemampuan komunikasi.
e. Pengertian praktis (public speaking, komunikasi antar pribadi), dan akademis (teori dan metodelogi).
f. Memahami disiplin ilmu komunikasi.
g. Batasan ilmu komunikasi dan ilmu lain yang terlibat dalam ilmu komunikasi
h. Memabntu kita melihat sesuatu yang belum oernah kita lihat
i. Memberi prediksi yang bersifat pataphysic.
Karakteristik teori tradisi eropa dan amerika, memiliki perbedaan dari penelitian apa yang dikembangkan, berbeda pada fokus penelitian, dan teori-teori yang digunakan serta didapatkan. Pendekatan ini hanyalah istilah untuk mewakili berbagai perbedaan mendasar yang bersifat paradigmatik diantara keduanya. Indonesia dalam wacana keilmuan berkiblat pada madzab Chicago.
Tipikal teori komunikasi yang terbagi menjadi 2 jenis tipikal; Nomothetic Theory ( universal, ecperimental natural, dan 4 tahapan ; H+Q+O+A) dan practical Theory (mempertimbangkan perbedaan situasi). Berdasarkan cakupan objek pengamatan dan penjelasannya, Littlejohn (1989) membagi 2 kelompok teori :
1. General Theories
a. Struktur dan budaya
b. Behavioral dan cognitive (S-R)
c. Konvensional dan intreraksional
d. Kritis dan interpretatif
2. Contextual theories.
Ilmu komunikasi dalam 3 pendekatan, yang dikemukakan oleh Littlejohn (1989) ;
1. Pendekatan Scientific (SAIN) yang memiliki ciri, Rasionalitas dan ilmu pasti seperti Newton, Galileo Galilea dll. Dan metode yang paling populer dalam pendekatan ini adalah eksperimen. Mengandaikan dan standar observasu, realitas sebagai objek dan penelitian sebagai subjek yang terpisah dan berjarak.
2. Pendekatan Humanistic yaitu pendekatan dengan mengasosiasikan ilmu dengan prinsip subjektifitas. Memahami tanggapan, berupa argumentasi.
3. Pendekatan Social Sciences, pendekatan ini gabungan dari kedua pendekatan sebelumnya, berupa argumentasi yang diiringi ilmu pasti.
Menurut Craig ada tujuh tradisi keilmuan dalam ilmu komunikasi ;
1. Tradisi Retorika, yang menjelaskan tentang studi public spekaing, seni berbicara yang menarik perhatian serta komunikasi yang satu arah. Seperti berpidato, bercerita.
2. Tradisi Semiotika, yang menjelaskan sebuah tanda untuk memahami sesuatu dimaknai simbol, bersifat kontekstual berfokus pada nonverbal. Berkedip, melambaikan tanga, mengacungkan jembol dll.
3. Tradisi fenomenalogis, menjelaskan pengalaman subyektif, kongruen, emapty, dialog. Seorang punk memimpin sholat. Intinya kita tidak boleh melihat / menilai seseorang hanya berdasarkan apa yang kita lihat.
4. Tradisi sibernetika, prinsipnya teknologi/ media, transmisi informasi ; source-transmisi-sampai tujuan. Seperti informasi yang disampaikan tetapi melalui media / sebuah mesin. No face to face.
5. Tradisi sosiopsikologi, keberhasilan tergantung dari “siapa” yang memberikan dampak/ informasi. Mencapai efektifitas berdasarkan asumsi “what can i do to get them to change.” Jika itu seorang yang terpandang maka apa yang beliau katakan akan menjadi panutan.
6. Tradisi sosiokultural, komunikasi sebagai budaya, dikatakan, dimengerti dan dipahami. Realitasnya diproduksi, dipelihara, diperbaiki dan ditransformasi. Seperti kalimat-kalimat/ kata-kata lebay, JOMBLO, BAPER,Curcol dll. Yang tidak berada dalam KKBI.
7. Tradisi Kritikal, tradisi berpikir berasumsi yang ada didunia itu palsu, yang asli ada di dunia ide. Bekerja dari apa yang dia kritik. Apa yang disampaikan itu tidak real, tetapi kenyataan yang benar ada di benak kita.
Teori komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi verbal adalah komunikasi berupa lisan dan tulisan, berbeda dengan non verbal yang hanya beruapa isyarat / nada, desahan, jeritan ,dll. Ada 3 perbedaan dari keduanya, yaitu kesengajaan, tingkat simbolisme, dan pemerosesan mekanisme. Pendekatan teoritis dalam komunikasi non verbal yang bekerja melalui peralatan non lingusitik ;
a. Teori Struktural Kumulatif, komunikasi diartikan berdasarkan gerakan tubuh dan ekspresi wajah, seperti emblem (pujian, standing applause,dll), ilustrator (kening berkerut, cemberut, mata bekedip semua hal yang tidak sengaja), regulator ( sesuatu tindakan yang disengaja, anggukan, lambaian tangan,dll), adaptor (disengaja untuk memberikan kenyamanan saat berkomunikasi, menggaruk kepala, menggigit pensil,dll), pengambaran emosi ( disengaja atau tidak, marah, menangis, malu, dll).
b. Analogi Linguistik, apa yang disampaikan akan menghasilkan respon berupa gerakan/ tidak, bertepuk tangan agar audien tenang, dll.
c. Teori equalinirium,
BAB I MEMAHAMI KOMUNIKASI SEBAGAI PRAKTIK, ILMU DAN TEORI
Komunikasi sudah ada sejak Nabi Adam dan Hawa diciptakan, tetapi ilmu komunikasi sejak 1948. Komunikasi secara praktik diartikan ‘mengisyaratkan Transfer Pesan dari seseorang kepada orang lain secara sengaja atau tidak sengaja’, face to face ataupun melalui media massa. Komunikasi diartikan sebagai ilmu mengandung filsafat ilmu ; ‘epistimologi, ontologi, aksiologi’ , metodologi, sistem dan universal nilai. Fenomena-fenomena yang akan menjadi ilmu itu dimulai dari pendekatan, studi, diskusi dan ilmu.
Laswell dan Shannon/ Weaver memunculkan / menyusun model komunikasi. Model komunikasi Laswell dikenal dengan SMCRE, Siapa Mengatakan apa, kepada siapa, melalui apa, menyimpulkan dampak. Model Shannon / Weaver hampir sama hanya berbeda pada gangguannya, / sumber gangguannya. Dari kedua model itu muncul berbagai teorisasi model-model komunikais, seperti model Gerbner (1956), model Newcomb (1953), model Westley (1957), model Jakobson (1960), dan model lainnya. Sejak itu pengertian komunikasi sebagai ilmu mulai dirintis dan akhirnya memberikan damoat besar bagi perkembangan ilmu komunikasi.
Ilmu komunikasi berdasarkan nalar logis yang yang diorganisir secara sistematis, metodologis dan dapat berlaku secara umum. Ada 15 komponen konseptual, yaitu ;
1. Simbol-simbol/verbal
2. Pengertian/pemahaman ( proses dinamis mengikuti keadaan).
3. Interaksi/hubungan/ peroses sosial (hubungan biologis).
4. Pengurangan rasa ketidakpastian (timbul karena kebutuhan-kebutuhan rasa ketidakpastian).
5. Proses (penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dll, melalui pengunaan simbol seperti kata-kata,dll).
6. Pengalihan/penyampaian/pertukaran
7. Menghubungkan/menggabungkan
8. Kebersamaan
9. Saluran/alat/jalur
10. Replikasi memori
11. Tanggapan diskriminatif
12. Stimuli
13. Tujuan/kesengajaan
14. Waktu/situasi
15. Kekuasaan/kekuatan.
Jonathan Turner menjelaskan teori dalam ilmu sosial “penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dari kenyatan yang dapat diamati yang berkaitan dengan aspek khusus dalam kehidupanmanusia. Sedangankan menurut Neuman teori adalah sistem gagasan dan abstraksi yang memadatkan dan mengorganisir berbagai pengetahuan manusia tentang dunia sosisla sehingga mempermudah pemahaman manusia tentang dunia sosial. Neuman juga menyampaikan bahwa teori ada 4 jenis ;
1. Berdasarkan penalaran
a. Deduktif yaitu pengambilan kesimpulan dari umum ke khusus.
b. Induktif yaitu pengambilan kesimpulan dari khusus ke umm.
2. Tingkat kenyataan sosial
a. Tingkat mikro (individu)
b. Tingkat meso (kelompok)
c. Tingkat makro (negara /sosial kebudayaan)
3. Berdasarkan isi penjelasannya
a. Substantif (spesifik tergatung isi)
b. Formal (berlaku universal)
4. Bentuk penjelasan
a. Penjelasan kausal (Teori x-y)
b. Penjelasan struktural (Menjelaskan realitas dengan struktur)
c. Penjelasan interpretatif (Mengungkap makna)
d. Kerangka teoritis (Menjelaskan siapa yang berkuasa)
Model dan manfaat teori/ kegunaannya, teori itu menyederhanakan, memudahkan, mengatasi realitas” sosial. Perkembangan teori ilmu komunikasi bersifat menyeluruh melingkupi sifat hirarkis (linier) berurutan, serentak, urutan dan menyebar serentak, memutar dan interaktif.
Memahami dan belajar berteori bermanfaat untuk :
a. Memberikan penjelasan hingga kita memahami seluruh bagian dari fenomena komunikasi.
b. tidak semua fenomena komunikasi dapat menjadi kajian ilmu komunikasi.
c. Lebih berfokus dalam memberikan interpretasi makna-makna komunikasi.
d. Meningkatkan kemampuan komunikasi.
e. Pengertian praktis (public speaking, komunikasi antar pribadi), dan akademis (teori dan metodelogi).
f. Memahami disiplin ilmu komunikasi.
g. Batasan ilmu komunikasi dan ilmu lain yang terlibat dalam ilmu komunikasi
h. Memabntu kita melihat sesuatu yang belum oernah kita lihat
i. Memberi prediksi yang bersifat pataphysic.
Karakteristik teori tradisi eropa dan amerika, memiliki perbedaan dari penelitian apa yang dikembangkan, berbeda pada fokus penelitian, dan teori-teori yang digunakan serta didapatkan. Pendekatan ini hanyalah istilah untuk mewakili berbagai perbedaan mendasar yang bersifat paradigmatik diantara keduanya. Indonesia dalam wacana keilmuan berkiblat pada madzab Chicago.
Tipikal teori komunikasi yang terbagi menjadi 2 jenis tipikal; Nomothetic Theory ( universal, ecperimental natural, dan 4 tahapan ; H+Q+O+A) dan practical Theory (mempertimbangkan perbedaan situasi). Berdasarkan cakupan objek pengamatan dan penjelasannya, Littlejohn (1989) membagi 2 kelompok teori :
1. General Theories
a. Struktur dan budaya
b. Behavioral dan cognitive (S-R)
c. Konvensional dan intreraksional
d. Kritis dan interpretatif
2. Contextual theories.
Ilmu komunikasi dalam 3 pendekatan, yang dikemukakan oleh Littlejohn (1989) ;
1. Pendekatan Scientific (SAIN) yang memiliki ciri, Rasionalitas dan ilmu pasti seperti Newton, Galileo Galilea dll. Dan metode yang paling populer dalam pendekatan ini adalah eksperimen. Mengandaikan dan standar observasu, realitas sebagai objek dan penelitian sebagai subjek yang terpisah dan berjarak.
2. Pendekatan Humanistic yaitu pendekatan dengan mengasosiasikan ilmu dengan prinsip subjektifitas. Memahami tanggapan, berupa argumentasi.
3. Pendekatan Social Sciences, pendekatan ini gabungan dari kedua pendekatan sebelumnya, berupa argumentasi yang diiringi ilmu pasti.
Menurut Craig ada tujuh tradisi keilmuan dalam ilmu komunikasi ;
1. Tradisi Retorika, yang menjelaskan tentang studi public spekaing, seni berbicara yang menarik perhatian serta komunikasi yang satu arah. Seperti berpidato, bercerita.
2. Tradisi Semiotika, yang menjelaskan sebuah tanda untuk memahami sesuatu dimaknai simbol, bersifat kontekstual berfokus pada nonverbal. Berkedip, melambaikan tanga, mengacungkan jembol dll.
3. Tradisi fenomenalogis, menjelaskan pengalaman subyektif, kongruen, emapty, dialog. Seorang punk memimpin sholat. Intinya kita tidak boleh melihat / menilai seseorang hanya berdasarkan apa yang kita lihat.
4. Tradisi sibernetika, prinsipnya teknologi/ media, transmisi informasi ; source-transmisi-sampai tujuan. Seperti informasi yang disampaikan tetapi melalui media / sebuah mesin. No face to face.
5. Tradisi sosiopsikologi, keberhasilan tergantung dari “siapa” yang memberikan dampak/ informasi. Mencapai efektifitas berdasarkan asumsi “what can i do to get them to change.” Jika itu seorang yang terpandang maka apa yang beliau katakan akan menjadi panutan.
6. Tradisi sosiokultural, komunikasi sebagai budaya, dikatakan, dimengerti dan dipahami. Realitasnya diproduksi, dipelihara, diperbaiki dan ditransformasi. Seperti kalimat-kalimat/ kata-kata lebay, JOMBLO, BAPER,Curcol dll. Yang tidak berada dalam KKBI.
7. Tradisi Kritikal, tradisi berpikir berasumsi yang ada didunia itu palsu, yang asli ada di dunia ide. Bekerja dari apa yang dia kritik. Apa yang disampaikan itu tidak real, tetapi kenyataan yang benar ada di benak kita.
Teori komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi verbal adalah komunikasi berupa lisan dan tulisan, berbeda dengan non verbal yang hanya beruapa isyarat / nada, desahan, jeritan ,dll. Ada 3 perbedaan dari keduanya, yaitu kesengajaan, tingkat simbolisme, dan pemerosesan mekanisme. Pendekatan teoritis dalam komunikasi non verbal yang bekerja melalui peralatan non lingusitik ;
a. Teori Struktural Kumulatif, komunikasi diartikan berdasarkan gerakan tubuh dan ekspresi wajah, seperti emblem (pujian, standing applause,dll), ilustrator (kening berkerut, cemberut, mata bekedip semua hal yang tidak sengaja), regulator ( sesuatu tindakan yang disengaja, anggukan, lambaian tangan,dll), adaptor (disengaja untuk memberikan kenyamanan saat berkomunikasi, menggaruk kepala, menggigit pensil,dll), pengambaran emosi ( disengaja atau tidak, marah, menangis, malu, dll).
b. Analogi Linguistik, apa yang disampaikan akan menghasilkan respon berupa gerakan/ tidak, bertepuk tangan agar audien tenang, dll.
c. Teori equalinirium,
Langganan:
Postingan (Atom)